Archive for the ‘Semester 5’ Category

4.3 Siklus Produksi

Posted: February 7, 2014 in Semester 5
SIKLUS PRODUKSI
Siklus Produksi  adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan dataterkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk.
Ada empat aktivitas dasar dalam siklus produksi :
1.       Perancangan Produk
Langkah pertama dalam siklus produksi adalah Perancangan produk.
Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenugi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi.
Dokumen dan prosedur:
Aktivitas perancangan produk menciptakan dua dokumen utama :
 Daftar bahan baku
Daftar operasi
Bagaimana para akuntan dapat terlibat dalam perancangan produk ?
Para akuntan dapat memberikan informasi yang menunjukkan bagaimana berbagai desain dapat mempengaruhi biaya produksi dan tingkat laba.
Memastikan bahwa SIA dirancang untuk mengumpulkan dan memberikan informasi mengenai biaya penyetelan mesin dan penanganan bahan baku yang terkait dengan berbagai alternatif desain produk.
Dengan memberikan data mengenai biaya perbaikan dan jaminan yang terkait dengan produk yang ada dapat berguna untuk mendesain produk yang lebih baik.
2.       Perencanaan dan Penjadwalan
Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan.
Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpamenimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
Apakah dua metode yang biasa dari perencanaan produksi ?
1.       Perencanaan sumber daya produksi (MRP-II)
MRP-II adalah kelanjutan dari perencanaan sumber daya bahan baku yang mencarikeseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan.
2.       Sistem produksi Just-in-time (JIT)
Tujuan produksi JIT adalah meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan baku, barangdalam proses, dan barang jadi.
Dokumen, formulir dan prosedur:
Jadwal induk produksi (MPS) menspesifikasikan seberapa banyak produk akan diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi tersebut harus dilakukan.
Permintaan bahan baku mensahkan pengeluaran jumlah bahan baku yang dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik, tempat bahan tersebut dibutuhkan.
Perpindahan selanjutnya dari bahan baku di sepanjang pabrik akan didokumentasikan dalamdalam kartu perpindahan.
Bagaimana para akuntan dapat terlibat dalam perencanaan dan penjadwalan?
Akuntan harus memastikan bahwa SIA mengumpulkan dan melaporkan biaya secara konsisten dengan teknik perencanaan produksi perusahaan.Para akuntan juga dapat membantu perusahaan memilih antara MRP-II atau JIT untuk melihat manakah yang lebih tepat untuk perencanaan dan penjadwalan produksi perusahaan.
3.       Produksi Aktual dari Produk.
Cara aktivitas ini dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan. Salah satunya dengan menggunakan computer-integrated manufacturing (CIM). Computer-IntegratedManufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai bentuk TI dalam proses produksi, sepertirobot dan mesin yang dikendalikan oleh kompute, untuk mengurangi biaya produksi.‡
Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi berikut ini dari operasi produksinya :
1. Bahan baku yang digunakan
2. Jam tenaga kerja yang digunakan
3. Operasi mesin yang dilakukan
4. Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi
5. Akuntansi  Biaya
Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. Apakah tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya itu ?
a. Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja darioperasi produksi
b. Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam menetapkanharga serta keputusan bauran produk.
c. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaanserta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.
Dua jenis sistem akuntansi biaya
1. Harga pokok pesanan
2. Harga pokok proses
Perhitungan biaya pesanan membebankan biaya ke batch produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu. Perhitungan biaya proses membebankan biaya ke setiap proses, dan kemudian menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi.Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses hanya mempengaruhi metodeyang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut ke produk, bukan pada metode pengumpulan data.
APLIKASI-APLIKASI SIKLUS PRODUKSI
Pengendalian produksi, pengendalian persediaan, akuntansi biaya, dan akuntansi property/kepemilikan merupakan fungsi-fungsi umum dalam siklus produksi di perusahaan- perusahaan manufaktur. Hanya sediklit kemungkinan adanya siklus produksi sebagai suatusiklus yang terpisah, dalam sebuah perusahaan non-manufaktur, tetapi hamper sebagian besar  perusahaan mempunyai persediaan dan mengelola beberapa bentuk aktivitas produktif,seperti menjual barang dan jasa. Jadi, prinsip-prinsip pengendalian produksi relevan untuk sebagian besar organisasi
Pengendalian Produksi
System akuntansi biaya berfokus pada pengelolaan persediaan manufacturing: bahan baku, barang dalam proses, dan produk selesai. Job costing merupakan prosedur dimana biayadidistribusikan ke pekerjaan atau order produksi tertentu. Ini membutuhkan system pengendalian order produksi.
Dalam penentuan biaya berdasarkan proses produksi (process costing), biaya dikumpulkandalam proses atau departemen berdasarkan periode (hari, minggu, atau bulan). Pada setiapakhir periode, biaya setiap proses dibagi berdasarkan unit yang diproduksi untuk mencari biaya rata-rata per unit. Process costing digunakan jika tidak mungkin atau tidak memuaskanuntuk mengidentifikasikan banyak pekerjaan atau perkumpulan produksi. Klasifikasi proses  atau departemen dapat dirancang sesuai dengan distribusi biaya atau tujuan pelaporan produksi. Klasifikasi ini mendukung tujuan-tujuan akuntansi biaya proses dan pengendalian produksi dengan order berulang. “Biaya” baik dalam job maupun process costing dapat berupa biaya actual atau biaya yang ditetapkan terlebih dahulu (contoh:biaya standar).System akuntansi biaya meliputi baik pengendalian produksi maupun persediaan; keduanya sangat berkaitan dengan masukan order, penagihan, penggajian, pengiriman, dan prosedur- prosedur pembelian. Pengendalian intern atas persediaan dan produksi didasarkan padafungsi-fungsi terpisah dan catatan-catatan dasar dan dokumentasi, seperti order produksi,formulir-formulir permohona bahan, dan kartu jam kerja. Perlindungan terhadap persediaan dari pencurian fisik meliputi pengamanan terhadap persediaan seperti juga dilakukannya perhitungan fisik periodic dan pengujian terhadap catatan secara independen.
 Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan dapat dicapai melalui catatan-catatan dan laporan-laporan persediaan yang menyajikan informasi seperti penggunaan persediaan, saldo persediaan,tingkat minimal dan maksimal persediaan. Titik order ulang dan prosedur-prosedurnya harusditetapkan. Titik order ulang adalah tingkat persediaan dimana harus dilakukan order tambahan untuk menghindari kurangnya persediaan. Penentuan titik order ulangmensyaratkan dilakukan analisis permintaan produk, biaya setup pengorderan atau produksi,lead time pasokan atau produksi, biaya penanganan persediaan, dan biaya-biaya yang berkaitan dengan kondisi tidak adanya persediaan seperti kerugian penjualan atau penggunaan fasilitas-fasilitas produksi secara tidak efisien. Karena tujuan pengendalian persediaan adalah meminimalkan total biaya persediaan, keputusan penting yang harus di buat adalah besarnya kuantitas ekonomis setiap order pembelian; yang disebut economicorder quantity (EOQ). Kuantitas order ulang harus sama dengan carrying cost dan totalordering cost.
Produksi Just In Time (JIT)
Produksi just in time (JIT) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan system produksidimana barang-barang hanya diproduksi hanya sesuai dengan kebutuhan operasi mendatang.System JIT berbeda dengan system produksi konvensional dimana persediaan barang dalam proses, bahan baku, dan produk jadi diminimalkan atau bahkan dieliminasisecara total.Persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan produk  jadiditunjukkan dengan kotak-kotak terputus-putus. Persediaan digunakan sebagai cadangan untuk operasi-operasi yang berbeda. Persediaan dieliminasi dengan menganalisis operasi secara seksama untuk membuat tingkat produksi konstan yang menyeimbangkan masukan dan keluaran untuk setiap setiap tahap produksi. Produksi JIT juga menekankan perlunya pengendalian kualitas. Karena persediaan diminimalkan, produksi yang cacat haruss segeradikoreksi agar alur produksi alur produksi yang konstantetap terjaga. Para pemasok menjamin pengiriman barang tanpa cacat secara tepat waktu sehingga dapat segera dimasukkan dalam produksi, tidak harus ditempatkan terlebih didalam persediaan bahan baku.Manfaat keuangan dari produksi JIT secara umum berasal dari pengurangan tingkat persediaan secara keseluruhan. Ini mengurangi total investasi perusahaan dalam persediaan.Biaya-biaya penyimpanan dan penanganan persediaan, keuangan, ruang penyimpanan dan beban keuangan terhadap total biaya persediaan turun, mungkin sangad mencolok. Manfaatlain dalam meliputi biaya tenaga kerja yang turun karena rancang ulang alur produksi yangkonstan, diskon kuantitas dari pemasok yang sebaliknya menerima kontrak jangka panjangdari perusahaan, dan peningkatan kualitas produksi dan pengurangan biaya limbah dan barang rusak yang berkaitan.
Aktivitas Siklus Produksi
Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk.
Siklus hidup produk manajemen (atau PLCM) adalah suksesi strategi yang digunakan oleh manajemen bisnis sebagai produk berjalan melalui siklus hidup-nya. Kondisi di mana suatu produk dijual (iklan, saturasi) perubahan dari waktu ke waktu dan harus dikelola sebagai bergerak melalui tahap suksesi nya.
Siklus hidup produk (PLC) Seperti manusia, produk juga memiliki busur. Dari lahir sampai mati, manusia melewati berbagai tahap misalnya kelahiran, pertumbuhan, kematangan, penurunan dan kematian. Sebuah siklus hidup serupa terlihat dalam hal produk. Siklus hidup produk berjalan melalui beberapa tahap, melibatkan disiplin profesional banyak, dan membutuhkan banyak keterampilan, alat dan proses. Siklus hidup produk (PLC) harus dilakukan dengan kehidupan sebuah produk di pasar sehubungan dengan bisnis / komersial dan biaya langkah-langkah penjualan. Untuk mengatakan bahwa suatu produk memiliki siklus hidup adalah untuk menegaskan tiga hal:
Produk memiliki hidup yang terbatas,
Penjualan produk melalui tahap yang berbeda, masing-masing tantangan yang berbeda berpose, peluang, dan masalah kepada penjual,
Produk memerlukan pemasaran yang berbeda, pembiayaan, manufaktur, pembelian, dan strategi sumber daya manusia di setiap tahap siklus hidup.
Empat tahap utama siklus hidup produk dan karakteristik yang menyertainya adalah:
1.   Pasar tahap pengenalan
·  biaya sangat tinggi
·  penjualan lambat untuk memulai
·  sedikit atau tidak ada persaingan
·  permintaan harus dibuat
·  pelanggan harus diminta untuk mencoba produk
·  membuat uang pada tahap ini
2. Pertumbuhan tahap
·  mengurangi biaya karena skala ekonomi
·  volume penjualan meningkat secara signifikan
·  mulai meningkat
·  meningkatkan kesadaran publik
·  kompetisi mulai meningkat dengan pemain baru dalam membangun pasar
·  persaingan yang meningkat menyebabkan penurunan harga
3. Kematangan tahap
·  biaya diturunkan sebagai akibat dari volume produksi meningkat dan mengalami efek kurva
·  puncak volume penjualan dan kejenuhan pasar tercapai
·  peningkatan pesaing memasuki pasar
·  harga cenderung turun karena proliferasi produk yang bersaing
·  merek dan diversifikasi fitur ditekankan untuk memelihara atau meningkatkan pangsa pasar
·  Keuntungan industri turun
4. Aturasi dan tahap penurunan
·  biaya menjadi kontra-optimal
·  penurunan volume penjualan
·  harga, mengurangi profitabilitas
·  keuntungan menjadi lebih tantangan produksi / distribusi efisiensi dari penjualan meningkat
-Aktivitas-Aktivitas Siklus Produksi
Informasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu merupakan input penting dalamkeputusan mengenai hal-hal berikut ini:
Bauran produk
Penetapan harga produk
Alokasi dan perencanaan sumber daya (contoh apakah membuat atau membeli)
Manajemen Biaya
Ada empat aktivitas dasar dalam siklus produksi :
Perancangan Produk
Perencanaan dan Penjadwalan
Operasi Produksi
Akuntansi Biaya
Perancangan Produk (Aktivitas1)
Langkah pertama dalam siklus produksi adalah Perancangan produk.
Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenugi permintaandalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi.Perencanaan dan Penjadwalan (aktivitas2)
Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan.
Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.Operasi Produksi (Aktivitas 3)
Computer-Integrated Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai bentuk TI dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh kompute, untuk mengurangi biaya produksi. Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai  4 segi berikut ini dari operasi produksinya :
1. Bahan baku yang digunakan
2. Jam tenaga kerja yang digunakan
3. Operasi mesin yang dilakukan
4. Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadiAkuntansi Biaya (Aktivitas 4)
Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya.
Apakah tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya itu ?
1. Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja darioperasi produksi
2. Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam menetapkanharga serta keputusan bauran produk.
3. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaanserta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.
Pengendalian:
Tujuan,Ancaman, dan Prosedur
Fungsi kedua dari SIA dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengendalian yang cukup untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan tersebut terpenuhi :
1. Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik.
2. Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya.
3. Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat.‡
Apakah ancaman-ancamannya ?
 Transaksi yang tidak diotorisasi
  Pencurian atau pengrusakan persediaan dan aktiva tetap
 Kesalahan pencatatan dan posting
 Kehilangan data
Masalah tidak efisien dan pengendalian kualitas‡
Apakah prosedur pengendalian itu ?
  Ramalan penjualan yang akurat dan catatan persediaan
 Otorisasi produksi
  Larangan akses ke program perencanaan produksi dan ke dokumen pesanan produksi yang kosong
Tinjauan dan persetujuan biaya aktiva modal
Kebutuhan Informasi dan Prosedur
Fungsi ketiga dari SIA adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk mengambilan keputusan.Dalam siklus produksi, informasi biaya adalah dibutuhkan oleh para pemakai internal dan eksternal.Tradisional, kebanyakan sistem akuntansi biaya awalnya telah didesain untuk memenuhi permintaan pelaporan keuangan.

4.4 Siklus Keuangan

Posted: February 7, 2014 in Semester 5

SIKLUS KEUANGAN

Siklus Keuangan adalah Sistem akuntansi yang mencatat dua dua kegiatan ekonomi  yaitu :
a.       Bisnis menaikkan modal dari para pemilik dan kreditor.
b.      Bisnis menggunakan modal untuk memperoleh aset produksi yang dipakai untuk memperoleh pendapatan.
Siklus keuangan melaporkan sumber kapital pada manajer berkenaan dengan hasil operasinya. Sistem laporan keuangan ini menunjukkan pada kesatuan eksternal dengan meringkas data akuntansi dan menunjukkannya dalam rekening keuangan. Terkadang meliputi sistem akuntansi tanggung jawab yang menunjukkan biaya aktual dan dianggarkan pada manajer individu. Catatan jurnal dan aplikasi laporan keuangan terkadang merupakan komponen sistem buku besar umum. Gambar berikut meringkas komponen siklus keuangan.
1. Entry Jurnal dan Transaksi Pelaporan Keuangan
Banyak bisnis mencatat transaksi pada buku besar umum dengan menggunakan tiga jenis catatan, yaitu :
1.        Rekapitulasi transaksi volume tinggi : bisnis yang memiliki banyak waktu setiap harinya mencakup penjualan, pembelian, dan transaksi pabrik.
2.        Rekapitulasi transaksi volume rendah : meliputi transaksi yang ada untuk mencatat perubahan pada kapital harta dan utang, untuk menentukan pemilik yang nilainya turun, dan untuk membayar pajak.
       2. Pemrosesan Pelaporan Keuangan dan Entry Jurnal
Catatan jurnal dan laporan keuangan meliputi laporan kontrol, daftar statemen keuangan, dan laporan kinerja. Kontrol aplikasi merupakan prosedur kontrol yang ditempatkan pada sistem aplikasi oleh tim desain selama proses. Kontrol itu mencegah atau mendeteksi kesalahan ketika pemrosesan transaksi.
       3. Akuntansi Tanggung Jawab
Sistem akuntansi tanggung jawab menghubungkan biaya dan pendapatan dengan pusat yang paling baik mengontrolnya. Mereka menghasilkan laporan bulanan dengan membadingkan pendapatan yang bisa dikontrol dan biaya yang dianggarkan untuk setiap pusat tanggung jawaab.
Prosedur pelaporan tanggung jawab meringkas pendapatan aktual yang bisa terkontrol dan biaya dengan pusat tanggung jawab dan memperlihatkannya pada laporan kinerja.

4.2 Siklus Pengeluaran

Posted: February 7, 2014 in Semester 5

Siklus Pengeluaran

 

SIKLUS PENGELUARAN

  1. Siklus Pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Dalam SIA siklus pengeluaran, paling tidak terdapat empat sub sistem yang harus dirancang, yaitu: sistem pembelian, system penerimaan barang, system voucher, dan system pengeluaran kas
  1. Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi untuk berfungsi.
  2. Sikklus Pengeluaran: Keputusan-keputusan penting
  • Berapakah tingkat optimal persediaan dan perlengkapan yang akan ditanggung?
  • Pemasok manakah yang memberikan kualitas dan layanan terbaik dengan harga terbaik ?
  • Dimanakah persediaan dan perlengkapan akan disimpan ?
  • Bagaimana cara organisasi mengkonsolidasi pembelian di lintas unit untuk mendapatkan harga yang optimal ?
  • Bagaimana TI dapat digunakan untuk meningkgatkan baik efisiensi maupun keakuratan fungsi logistik inbound ?
  • Apakah tersedia cukup kas untuk memanfaatkan diskon yang diberikan oleh pemasok ?
  • Bagaimana pembayaran ke vendor dapat dikelola untuk memaksimalkan arus kas ?
  1. Apakah tiga aktivitas bisnis dasar dalam siklus pengeluaran ?
    1. Memesan barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)
    2. Menerima dan menyimpan barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)
    3. Membayar barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)
  2. Memesan barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)

Aktivitas utama pertama dalam siklus pengeluaran adalah memesan persediaan atau perlengkapan.

    1. Metode pengendalian persediaan tradisional ini sering disebut: kuantitas pesanan ekonomis [EOQ]):
  • Pendekatan ini didasarkan pada perhitungan jumlah optimal pesanan untuk meminimalkan jumlah biaya pemesanan, penggudangan dan kekurangan persediaan.
  • Pendekatan ini bertujuan mengurangi tingkat persediaan yang dibutuhkan dengan cara menjadwalkan produksi, bukan memperkirakan kebutuhan.
  • Sistem JIT berusaha untuk meminimalkan, jika bukan menghilangkan, baik biaya penggudangan maupun kekurangan persediaan.
  • Pesanan pembelian adalah sebuah dokumen atau formulir elektronis yang secara formal meminta pemasok untuk menjual dan mengirimkan produk yang disebutkan dengan harga yang telah ditentukan.
  • Pesanan pembelian juga merupakan janji untuk membayar dan menjadi sebuah kontrak begitu pemasok menyetujuinya.
  • Sering kali, beberapa pesanan pembelian dibuat untuk memenuhi satu permintaan pembelian.
  • Menerima dan menyimpan barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)
  • Aktivitas bisnis utama kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan penyimpanan barang yang dipesan.
  1. Metode-metode pengendalian persediaan alternatif :
    1. MRP (material requirement planning)
    1. JIT (just in time)
  1. Apakah perbedaan utama antara Materials requirements planning (MRP) dan Just-In-Time (JIT) ?
    1. Sistem MRP menjadwalkan produksi untuk memenuhi perkiraan kebutuhan penjualan, sehingga menghasilkan persediaan barang jadi.
    2. Sistem JIT menjadwalkan produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan, sehingga secara nyata meniadakan persediaan barang jadi.
  2. Memesan barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)
  3. Dokumen-dokumen dan prosedur-prosedur:
  4. Permintaan pembelian adalah sebuah dokumen yang mengidentifikasikan berikut ini :
    1. Peminta dan mengidentifikasi nomor barang
    2. Menspesifikasikan lokasi pengiriman dan tanggal dibutuhkan
    3. Deskripsi, jumlah barang, dan harga setiap barang yang diminta
    4. Dan dapat berisi pemasok yang dianjurkan
  5. Memesan barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)
  6. Apakah keputusan penting itu ?
    1. Menetukan pemasok (vendor)
  7. Faktor-faktor apakah yang harus dipertimbangkan dalam membuat kieputusan ini ?
    1. Harga, kualitas bahan baku
    2. Dapat diandalkan dalam melakukan pengiriman
  8. Dokumen-dokumen dan prosedur-prosedur:
  1. Keputusan-keputusan penting dan kebutuhan-kebutuhan informasi:

Bagian penerimaan mempunyai dua tanggung jawab utama:

    1. Memutuskan apakah menerima pengiriman
    2. Memeriksa jumlah dan kualitas barang
  1. Dokumen-dokumen dan prosedur-prosedur:

Laporan penerimaan adalah dokumen utama yang digunakan dalam subsistem penerimaan dalam siklus pengeluaran, laporan ini mendokumentasikan rincian mengenai: setiap kiriman, termasuk tanggal penerimaan, pengiriman, pemasok, dan nomor pesanan pembelian.

    1. Bagi setiap barang yang diterima, laporan ini menunjukkan nomor barang, deskripsi, unit ukuran, dan jumlah barang yang diterima.
  1. Membayar barang dan jasa (layanan): Menyetujui Faktur Pemasok

Aktivitas utama ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui faktur penjualan dari vendor untuk pembbayaran.

    1. Bagian utang usaha menyetujui faktur penjualan untuk dibayar
    2. Kasir bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran

Tujuan utang usaha adalah untuk mensahkan pembayaran hanya untuk barang dan jasa yang dipesan dan benar-benar diterima.

  1. Ada dua cara untuk memproses faktur penjualan dari vendor :
    1. Sistem tanpa voucher
    2. Sistem Voucher
  2. Membayar barang dan jasa (layanan): Memperbaiki Utang Usaha

Pemrosesan efisiensi dapat diperbaiki dengan:

  • Meminta para pemasok untuk memberikan faktur secara elektronis, baik melalui EDI atau melalui Internet
  • Penghapusan faktur vendor (pemasok). Pendekatan tanpa faktur ini disebut Evaluated Receipt Settlement (ERS).
  • Membayar Barang: Membayar faktur penjualan yang telah disetujui
  • Kasir menyetujui faktur
  • Gabungan dari faktur vendor dengan dokumen pendukungnya disebut : Bundel voucher.
  • Keputusan penting dalam proses pengeluaran kas adalah menetapkan apakah akan memanfaatkan diskon yang ditawarkan untuk pembayaran awal.
  • Fungsi ketiga dari SIA adalah menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.
  • Kegunaan dalam siklus pengeluaran berarti bahwa SIA harus memberikan informasi operasional yang dibutuhkan untuk melakukan fungsi-fungsi berikut ini :
  1. Kebutuhan Informasi

– Menetapkan kapan dan seberapa banyak tambahan persediaan yang akan dipesan.

– Memilih pemasok yang tepat untuk pesanan.

– Memverifikasi akurasi faktur dari vendor.

– Memutuskan apakah diskon pembelian harus dimanfaatkan.

– Mengawasi kebutuhan arus kas untuk membayar kewajiban yang belum diselesaikan.

  • Sebagai tambahan, SIA harus memberikan informasi evaluasi strategis dan kinerja berikut ini:

– Efisiensi dan efektivitas bagian pembelian

– Analisis kinerja pemasok, seperti pengiriman tepat waktu dan kualitas.

– Waktu yang digunakan untuk memindahkan barang dari area penerimaan ke produksi.

– Persentase diskon pembelian yang dimanfaatkan.

  • Siklus Pengeluaran
  1. Hutang Dagang
  • Pengendalian: Tujuan, Ancaman, dan Prosedur
  • Fungsi lain SIA yang dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengendalian yang cukup untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan berikut terpenuhi:
  • Transaksi-transaksi diotorisasi dengan tepat.
  • Transaksi-transaksi dicatat dengan valid.
  • Valid, otorisasi transaksi dicatat.
  • Transaksi dicatat secara akurat.
  • Ø Aset (Kas, persediaan, dan data) diamankan (dijaga) dari kehilangan atau pencurian.
  • Ø Aktivitas bisnis dilakukan secara efisien dan dengan efektif.
  • Ø Apakah ancaman-ancaman itu ?

– Mencegah kehabisan &/atau keleihan persediaan

– Meminta barang yg tidak dibutuhkan

– Membeli dengan harga yg dinaikkan

– Membeli barang berkualitas rendah

– Membeli dari pemasok yang tidak diotorisasi

– Komisi (kickbacks)

  • Menerima barang yang tidak dipesan
  • Membuat kesalahan dalam penghitungan
  • Mencuri persediaan
  • Gagal memanfaatkan diskon pembelian yang tersedia
  • Kesalahan mencatat dan memasukkan data dalam utang usaha
  • Kehilangan data
  • Apakah prosedu-prosedur pengendalian itu ?

– Sistem pengendalian persediaan

– Analisis kinerja pemasok

– Persetujuan permintaan pembelian

– Batasi akses ke permintaan pembelian kosong

– Konsultasi daftar harga

– Pengendalian anggaran

  • Gunakan daftar pemasok yang disetujui
  • Persetujuan pesanan pembelian
  • Pemesanan pembelian sebelum penomoran
  • Larangan hadiah dari para pemasok
  • Insentif ke semua rekening pengiriman
  • Pengendalian akses phhisik
  • Cek ulang akurasi faktur
  • Pembatalan pengepakan voucher

 

sumber: http://linlindaantebellum.wordpress.com/matkul-smstr-3/sia/resume6/

4.1 Siklus Pendapatan

Posted: February 7, 2014 in Semester 5

1. Siklus Pendapatan

      –    Pengertian Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan tersebut.Siklus Pendapatan merupakan prosedur pendapatan dkimulai dari bagian penjualanotorisasi kredit, pengambilan barang, penerimaan barang, penagihan sampai denganpenerimaan kas.
     –     Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan
        Empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan :
        1. Penerimaan pesanan dari para pelanggan
Ø Mengambil pesanan pelanggan
Ø Persetujuan kredit
Ø Memeriksa ketersediaan persediaan
Ø Menjawab permintaan pelanggan
        2. Pengiriman barang
Ø Ambil dan pak pesanan
Ø Kirim pesanan
        3. Penagihan dan piutang usaha
Ø Penagihan
Ø Pemeliharaan data piutang usaha
Ø Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan
        4. Penagihan kas
Ø  Menangani kiriman uang pelanggan
Ø  Menyimpannya ke bank
        –    Tujuan Siklus Pendapatan
Ø  Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.
Ø  Tujuan – tujuan lain :
o   Semua transaksi telah diotorisasikan dengan benar
o   Semua transaksi yang dicatat valid (benar-benar terjadi)
o   Semua transaksi yang valid, dan disahkan, telah dicatat
o   Semua transaksi dicatat dengan akurat
o   Asetdijaga dari kehilangan ataupun pencurian
o   Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif
       –   Ancaman dan Pengendalian dalam Siklus Pendapatan
Proses /Aktivitas
Ancaman
Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan
Entri pesanan penjualan
1. pesanan pelanggan yang tidak lengkap atau tidak akurat
Pemeriksaan edit entri data
2. Penjualan secara kredit ke pelanggan yang memiliki catt. Kredit buruk
Persetujuan kredit oleh manajer bag. Kredit bukan oleh fungsi penjualan: catt yang akurat atas saldo rek. pelanggan
3. Legitimasi pesanan
Ttd diatas dokumen kertas, ttd digital dan sertifikat digital untuk e-biz
4. Habisnya persediaan, biaya penggudangan, dan pengurangan harga
Sistem pengendalian persediaan
Pengiriman
5. Kesalahan pengiriman: barang dag., jumlah dan alamat yang salah
Rekonsiliasi pesanan penjulana dengan kartu pengambilan dan slip pengepakan: pemindai kode garis
Pengendalian aplikasi entri data
6. Pencurian persediaan
Batasi akses fisik ke persediaan
Penagihan dan piutang usaha
7. Kegagalan untuk menagih pelanggan
Pemisahan fungsi pengiriman dan penagihan
8. Kesalahan dalam penagihan
Pengendalian edit entri data
Daftar harga
9. Kesalahan dalam memasukkan data ketika memperbarui piutang usaha
Rekonsiliasi buku pembantu piutang usaha dengan buku besar: laporan bulanan ke pelanggan
Penagihan kas
10. Pencurian kas
Pemisahan tugas; minimalisasi penanganan kas; kesepakatan lockbox; konfirmasikan pengesahan dan penyimpanan semua penerimaan
Rekonsiliasi periodic laporan bank dengan catt seseorang yang tidak terlibat dalam pemrosesan penerimaan kas
Masalah – masalah pengendalian umum
11. Kehilangan data
Prosedur cadangan dan pemulihan dari bencana; pengendalian akses (secara fisik dan logis)
12. Kinerja yang buruk
Persiapan dan tinjauan laporan kinerja

 

 F.      Prosedur Manual dalam Sistem Pemesanan Penjualan
o  Penjualan Kredit
ü Departemen Penjualan
     Proses yang pertama dari penjualan terdapat pada departemen penjualan yang dimana departemen ini akan mencatat jenis barang dan kuantitas barang dagang yang akan dipesan oleh pelanggan.
ü Departemen Kredit
Pada departemen ini memiliki proses awal yaitu melakukan transaksi persetujuan yang dimana dengan melihat kelayakan dari pelanggan dalam hal pembelian kredit terhadap pelanggan tersebut. Dalam memutuskan sifat / jenis pemeriksaan akan disesuaikan dengan kondisi nyata pada saat terjadinya penjualan.
ü Departemen Pengiriman
Tugas dari departemen ini adalah mengirimkan barang yang dipesan ke pelanggan. Pada proses ini, departemen pengiriman menerima surat jalan dan dokumen pengiriman barang dagangnya. Kemudian departemen ini memberikan dokumen pengiriman beserta barang yang dipesan kepada pelanggan tersebut.
ü Prosedur Gudang
   Departemen penjualan mengirim salinan surat pengeluaran barang 9 stock release disebut juga tiket pengambilan) dari pesanan penjualan ke bagian gudang.
ü Departemen Penagihan
Bagian Penagihan menerima dua buah dokumen untuk kemudian disatukan menjadi suatu faktur. Dokumen tersebut adalah tembusan SO yang diterima dari bag. Penjualan dan Nota Pengiriman yang diberikan oleh bag. Pengiriman. Bag. Penagihan kemudian membandingkan dan menjumlah semua biaya yang terjadi untuk kemudian membuat faktur yang sesuai.
ü Departemen Pengendalian Persediaan
   Departemen pengendalian persediaan menggunakan dokumen pengeluaran barang untuk memperbaruinakun buku besar pembantu persediaan (inventory subsidiary ledger).
ü Departemen Piutang Dagang
Tugas dari departemen ini adalah memposting data salinan buku besar pesanan penjualan ke buku besar tambahan piutang. Sehingga dengan adanya departemen ini akan memudahkan perusahaan mengetahui seberapa besar piutang yang dimilikinyan dan mengetahui pelanggan mana yang belum melunasi utangnya.
ü Departemen Buku BesarUmum
Pada departemen ini,semua jenis dokumen akan diberikan dan akan diolah. Data yang terkait adalah dokumen jurnal dari departemen penagihan dan departemen pengawasan persediaan. Selain itu juga ringkasan rekening dari departemen piutang. Hal ini dilakukan pada saat penutupan periode pemrosesan.
o  Retur Penjualan
Disebabkan oleh beberapa hal,antara lain :
1.      Penjual mengirim barang yang salah
2.      Barang yang dikirim ternyata rusak/cacat
3.      Barang tersebut rusak pada saat pengiriman
4.      Penjual terlalu terlambat mengirimkan barang atau terjadi keterlambatan karena penundaan saat transit, dan pembeli menolak pengiriman tersebut
Prosedur retur penjualan :
â  Departemen penerimaan barang
Ketika barang dikembalikan, staf penerimaan menghitung, memeriksa dan menyiapkan slip retur barang yang mendeskripsikan barang tersebut.
â  Departemen penjualan
Saat menerima slip retur barang, staf penjualan menyiapkan memo kredit. Dokumen ini merupakan alat yang sah bagi pelanggan untuk menerima pembayaran atas barang yang dikembalikan.
â  Departemen kredit
Manajer kredit mengevaluasi kondisi pengembalian dan membuat keputusan untuk memberikan atau menolak pengembalian tersebut.
â  Departemen penagihan
Staf penagihan menerima memo kredit dari departemen penjualan dan mencatat kredit tersebut dalam jurnal penjualan sebagai entri kontra.
â  Departemen pengendalian persediaan dan piutang dagang
Staf pengendalian persediaan menyesuaikan catatan persediaan dan meneruskan memo kredit ke departemen piutang, dimana rekening pelanggan akan disesuaikan.
â  Departemen buku besar umum
Staf departemen umum menerima voucher journal dari departemen penagihan dan pengendalian persediaan serta rangkuman akun dari departemen piutang dagang.
o  Penerimaan Kas
o   Prosedur ruang penerimaan dokumen
Ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama dengan permintaan pembayaran. Dokumen ini berisi informasi utama yang diperlukan untuk akun pelanggan.
o   Departemen penerimaan kas
Kasir meverifikasi keakuratan dan kelengkapan antara cek dengan permintaan pembayaran. Setiap cek yang hilang dan salah dikirimkan dari ruang penerimaan dokumen dan departemen penerimaan kas diidentifikasi pada proses ini.
o   Departemen piutang dagang
Staf departemen piutang dagang melakukan prosespembukuan permintaan pembayaran pada akun pelanggan di buku besar pembantu piutang dagang.
o   Departemen buku besar
Secara berkala, departemen buku besar menerima voucher jurnal dari departemen penerimaan kas dan rangkuman akun dari departemen piutang dagang.
o   Departemen kontroler
Secara berkala(mingguan atau bulanan), staf dari departemen kontroler mencocokkan penerimaan kas dengan membandingkan dokumen berikut ini :
1.      Salinan dari daftar permintaan pembayaran
2.      Slip setoran bank yang diterima dari bank
3.      Voucher jurnal dari departemen penerimaan kas dan departemen piutang dagang.
o  Laporan keuangan yang dicatat :
·         Jurnal khusus (jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum untuk mencatat memo kredit)
·         Buku pembantu piutang dagang
·         Buku pembantu penjualan.
·         Buku besar
      o  Kategori file :
                       1.      File pesanan penjualan terbuka
Adalah file pesanan pelanggan yang belum terpenuhi
2.      File referensi data harga
Adalah daftar harga setiap barang dagangan
3.      File sejarah penjualan
Adalah file dari transaksi penjualan yang sudah selesai
4.      File laporan pengiriman
Menyebutkan barang – barang yang dikirim untuk periode tertentu
5.      File memo kredit
Salinan dari memo kredit yang telah dibukukan kea kun pelanggan.
–  Prosedur Berbasis Komputer dalam Sistem Pemesanan Penjualan
 Prinsip pembukuan pada sistem berbantuan komputer sama dengan sistem manual. Komputer berfungsi untuk mengotomatisasikan pekerjaan manual dan untuk memungkinkan penyajian laporan secara lebih cepat, lengkap, dan terpercaya. Pada sistem berbantuan komputer arsip pembukuan dalam bentuk file atau data-base. Data base adalah kumpulan file.
o  Kategori – kategori file :
§  File transaksi (transaction file), file ini berisi data transaksi tertentu, misalnya transaksi penjualan, penerimaan kas, dan retur penjualan. Data pada file transaksi digunakan sebagai basis pemutakhiran file induk (master file).
§  File induk (master file), file ini berisi data lengkap setiap pelanggan dan tersedia untuk seluruh pelanggan.
o  Mengotomatiskan Pemrosesan Pesanan Penjualan Dengan Teknologi Batch
â  Pemasukan data
Proses ini dimulai dengan diterimanya sekumpulan dokumen pemberitahuan pengiriman dari departemen pengiriman. Dokumen ini merupakan salinan dari pesanan dari penjualan yang berisi informasi tentang jumlah unit yang dikirimkan dan informasi mengenai pelanggan.
â  Pengeditan
Sistem penjualan batch dilakukan secara berkala. Bergantung pada volume transaksi dan kebutuhan akan informasi terbaru, hal ini bisa dijalankan satu kali saja pada hari kerja atau beberapa kali per hari.
â  Prosedur pembaruan
Proses pembaruan akses langsung dengan menggunakan data percontoh. Mulai dari bagian atas file pesanan penjualan yang diedit, program pembaruan memasukkan transaksi pertama ke record buku besar pembantu persediaan dan piutang dagang dengan menggunakan kunci sekunder(nomor persediaan dan nomor akun) untuk mencari record yang sesuai secara langsung. Record transaksi dicatat dalam jurnal, dan program kemudian pindah ke transaksi selanjutnya dan mengulangi proses ini.
o  Rekayasa Ulang Pemrosesan Pesanan Penjualan dengan Teknologi Real-Time
·         Prosedur Pemrosesan Transaksi
â  Prosedur penjualan
Pada pemrosesan secara real time, staf penjualan menerima pesanan dari pelanggan dan memproses setiap transaksi secara terpisah pada saat itu.
â  Prosedur pergudangan
Terminal komputer staf  pergudangan segera mencetak dokumen pengeluaran barang yang akan dikirim secara elektronik.
â  Departemen pengiriman
Staf pengiriman mencocokkan barang, dokumen pengeluaran barang, dan slip pengepakan yang dibuat oleh terminal komputer.
·         Kelebihan Pemrosesan secara real time
â  Pemrosesan rel-time akan sangat menyederhanakan siklus kas perusahaan.
â  Pemrosesan real-time dapat memberikan perusahaan keunggulan bersaing di pasar
â  Prosedur manual cenderung menghasilkan kesalahan administrasi, seperti kesalahan pada nomor akun, nomor persediaan yang tidak valid, dan kesalahan dalam perhitungan harga.
·         Prosedur Penerimaan Kas Otomatis
â  Ruang penerimaan dokumen
Ruang penerimaan dokumen memisahkan cek dengan permintaan pembayaran dan menyiapkan daftar pembayaran.
â  Departemen penerimaan kas
Staf penerimaan kas mencocokkan cek dan daftar pembayaran dan menyiapkan slip setoran.
â  Departemen piutang dagang
Staf departemen piutang dagang menerima dan mencocokkan dokumen pembayaran dan daftar pembayaran.
â  Departemen pemrosesan data
Pada akhir hari kerja, program batch mencocokkan voucher jurnal dengan file transaksi penerimaan kas dan memperbarui buku besar pembantu piutang dagang dan akun pengendali buku besar umum.
            –    Transaksi dan Dokumen
Transaksi
Dokumen
Penjualan Kredit
Pesanan penjualan (sales order)
Nota pengiriman (shipping notice)
Faktur penjualan (sales invoice)
Penjualan tunai
Nota penjualan (sales ticket)
Penerimaan kas
Bukti pembayaran (remittance advise)
Retur penjualan
Memo kredit (credit memo)
Potongan piutang
(Sales allowance)
Memo kredit (sales allowance adalah pengurangan terhadap piutang karena adanya barang rusak tanpa pengembalian barang)
Penghapusan piutang
Memo dan daftar umur piutang (memo and aged accounts receivable trial balance)
I.        –   Aplikasi Siklus Pendapatan
1.   Sistem Penagihan Piutang
Ø  Postbilling system, dalam sistem ini faktur penjualan dibuat setelah diperoleh konfirmasi bahwa barang telah dikirimkan. Sistem ini umum digunakan pada perusahaan manufaktur, di mana sering terjadi selisih waktu antara penerimaan order penjualan dengan pengiriman barang
Ø  Prebilling system, dalam sistem ini faktur penjualan dibuat (tetapi tidak dikirimkan) setelah order penjualan disetujui (misalnya setelah kredit disetujui dan barang tersedia). Persediaan barang dagangan, piutang dagang, dan buku besar dimutakhirkan bersamaan dengan pembuatan faktur.
2.   Sistem Piutang Dagang
Piutang dagang adalah sejumlah nilai yang menjadi hak perusahaan sebagai akibar dari timbulnya transaksi penjulan secara kredit. Terdapat 2 pendekatan dasar dalam aplikasi piutang dagang, yaitu :
1)    Pemrosesan akun terbuka
Dibuatkan catatan terpisah untuk setiap faktur pelanggan. Pada saat nota pengiriman uang diterima, dicocokkan ke faktur – faktur yang belum dilunasi.
2)    Pemrosesan saldo
Nota – nota pelanggan dibebankan ke saldo total piutang pelanggan dan bukan ke faktur – faktur pelanggan.
        Pengolahan piutang dagang merupakan hal yang sangat kompleks dalamsuatuperusahaan. Perusahaan bidang keuangan skala besar baik ituasuransi atau perbankan dapat memiliki rekening piutang terpisah yangsangat besar jumlahnya. Terkadang timbul kendala permrosesan dalam halwaktu, sehingga tidak jarang perusahaan menggunakan kebijakan rencanapenagihan bersiklus (cycling billing plan), dimana arsip piutang dagangdipisahkan baik itu secara alfabet atau nomor rekening. Penagihan piutangdilakukan secara bertahap, misalnya dalam 1 bulan terbagi menjadi 3 atau 4periode penagihan. Sehingga kebijakan ini secara tidak langsung jugamempengaruhi lancarnya arus kas masuk perusahaan. Karena biasanyapelanggan akan segera membayar hutang tidak lama setelah menerima surattagihandari perusahaan.
3.   Retur dan Potongan Penjualan
Rekening ini timbul apabila terdapat retur atau pengembalian barangyang telah dijual.Hal ini disebabkan diantaranya adalah kerusakanbarang, penyusutan jumlah, kekeliruan pencatatan, dsb. Jumlahbarang yang diretur atau dikembalikan akan mengurangi jumlahtransaksi yang terjadi. Jumlah potongan atau pengurangandinegosiasikan antara pelanggan dengan tenaga penjual dan harusditelaah dan disahkan oleh pihak yang independen, misalnya departemen kredit.
4.   Penghapusan Piutang dagang
Fokus utama dari piutang yang dihapuskan adalah piutang yang sudahjatuh tempodan benar-benar sudah tidak dapat ditagih. Cara lain yangmungkin bisa dilakukanagar penghapusan piutang tidak terjadi misalnya adalah dengan surat peringatan,surat tindak lanjut atau agen penagihan.
J.          –   Laporan Siklus Pendapatan
        Sistem aplikasi dalam siklus pendapatan menghasilkan tiga jenis laporan,yaitu :
·         Laporan control
      Sistem akuntansi menghasilkan laporan control selama sistem itu memproses perubahan ganda terhadap suatu file. Laporan control mungkin membuka transaksi, jumlah total atau sejumlah transaksi atau daftar perubahab yabg dibuat selama pemeliharaan file.
·         Daftar
      Adalah daftar semua transaksi dari jenis tertentu yang diproses selama periode pemrosesan tunggal. Daftar merupakan komponen yang penting pada system akuntansi sebab daftar itu menyediakan audit yang dimana daftar itu mengijinkan auditor untuk menghubungkan transaksi catatan dokumen dengan neraca rekening buku besar umum yang meringkasnya.
·         Laporan khusus
Dibagi menjadi 4, yaitu :
1.      Laporan pelanggan
            Laporan pelanggan merupakan daftar dari semua transaksi pada rekening pelanggan selama periode waktu tertentu. Banyak perusahaan mengirim rekening pada masing – masing pelanggan aktif secara bulanan. Hal ini menunjukkan penjualan yang ditujukan pada pelanggan, karena rekening terakhir, pembayaran yang diterimadan keseimbangannya masih dimiliki oleh pelanggan itu.
      Rekening bulanan memiliki 2 manfaat, antara lain :
â  Rekening itu memungkinkan para pelanggan untuk memonitor transaksi dalam rekeningnya. Hal ini mungkin membuka kesalahan atau ketidakteraturan yang dideteksi oleh prosedur control dalam sistem akuntansi.
â  Rekening itu mengingatkan pelanggan supaya membayar rekeningnya lebih cepat.
2.      Neraca percobaan piutang tersimpan
      Merupakan daftar semua pelanggan dan keseimbangan yang mereka miliki pada tanggal tertentu. Ketika neraca percobaan tersimpan, masing – masing saldo pelanggan dikategorikan menurut berapa lama hal ini ada.
3.      Daftar pengiriman uang
      Suatu daftar pengiriman uang menjumlahkan semua arus dan cek yang diterima selama satu hari. Hal ini menjadikan control total atas tanda terima kas, mencegah pencuri, dan menjadikan yakin bahwa tidak ada tanda terima yang hilang sebelum dikreditkan terhadap rekening pelanggan.
4.      Laporan analisis penjualan
   Dari file akuntansi yang ada dalam siklus pendapatan, aplikasi analisis penjualan menghasilkan berbagai laporan kinerja manajemen. Dan aplikasi analisis ini meringkas pendapatan penjualan, harga, batas keuntungan oleh pelanggan, produksi, pelayanan penjualan, atau oleh wilayah penjualan. Laporan analisis juga memungkinkan manajemen marketing untuk mengevaluasi keuntungan produksi, kinerja personel penjualan atau akibat dari iklan atau promosi khusus.

KOMPONEN (ELEMEN) SPI – COSO

COSO (Committee of Sponsoring Organization) adalah suatu organisasi di US yang anggotanya terdiri dari AAA (the American Accounting Association), AICPA, IIA (the Institute of Internal Auditors), IMA (the Institute of Management Accountants), dan FEI (the Financial Executives Institute).

Komponen SPI Versi COSO

1.Lingkungan Pengendalian (control environment)
2.Aktivitas pengendalian (control activities)
3.Pengukuran risiko (risk assessment)
4.Sistem informasi dan komunikasi (information and communication system)
5.Pemantauan (monitoring)

LINGKUNGAN PENGENDALIAN

•Aspek terpenting atau fondasi utama dalam setiap organisasi adalah SDM, yang mencakup integritas, pemahaman etika, dan tingkat kompetensinya. Sikap mental dan prilaku SDM sangat dipengaruhi oleh lingkungannya, yang terdiri dari beberapa faktor sbb.:
1.Komitmen terhadap integritas dan etika profesional
2.Filosofi manajemen dan gaya operasi organisasi
3.Struktur ogranisasi, untuk mempertegas garis otoritas dan tanggungjawab,  memberikan pedoman untuk perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasi.
4.Efektifitas peran dewan komisaris dan komite audit. Komite audit bertanggungjawab mengawasi struktur pengendalian interen perusahaan, proses pelaporan keuangan, serta kepatuhan perusahaan terhadap undang-undang, peraturan, serta berbagai ketentuan yang berlaku.
5.Metode penetapan otoritas dan tanggungjawab
6.Kebijakan dalam bidang sumber daya manusia (SDM)
7.Pengaruh eksteren.

AKTIVITAS PENGENDALIAN (CONTROL ACTIVITIES)

1.Ketepatan otorisasi transaksi. Klasifikasi otorisasi:
a.Otorisasi khusus (specific authorization), otorisasi yang diberikan secara terbatas untuk melaksanakan transaksi atau aktivitas yang bersifat khusus dan tidak terjadi secara rutin.
b.Otorisasi umum (general authorization), yaitu otorisasi yang diberikan secara penuh tanpa diperlukan persetujuan khusus untuk melaksanakan transaksi atau kegiatan rutin.
2.Pemisahan fungsi, mencakup fungsi:
a.Otorisasi
b.Pencatatan (recording)
c.Penyimpanan (custody)
4.Pembatasan akses terjadap aset, catatan, dan informasi.
5.Pengecekan independen, bisa mencakup:
a.   Rekonsiliasi dua catatan (record) secara independen.
b.   Audit, untuk pembandingan data/laporan dengan fakta.
c.  Double-Entry Accounting, debit harus sama dengan kredit.
d.  Batch totals atau jumlah kelompok, dalam hal data diproses secara kelompok.
1.  Mengidentifikasi ancaman, dalam bentuk:

a.   Ancaman strategik, seperti melakukan hal yang salah.

b.  Ancaman operasional, seperti melakukan hal yang benar dengan cara yang salah.

c.  Ancaman finansial, seperti pemborosan dan hilangnya asset.

d.  Ancaman informasi, seperti informasi yang salah atau tidak relevan.

 

2.   Jika perusahaan menggunakan EDI (electronic data interchange), ancaman atau risiko bisa dalam bentuk:

a.Ketidaktepatan pemilihan teknologi.
b.Akses sistem tanpa otorisasi
c.Gangguan transmisi data
d.Gangguan integritas data
e.Transaksi tidak terlaksana dengan sempurna
f.Kerusakan sistem
g.Sistem tidak kompatibel

 

Sumber: http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:ckmnciJgfjcJ:akuntansiku.yolasite.com/resources/SIA_STIE/CH%25207%2520CONTROL%2520%2526%2520AIS.pptx+&cd=30&hl=en&ct=clnk

3.3. HAMBATAN PASIF dan CONTOHNYA

Posted: November 22, 2013 in Semester 5
Hambatan/Ancaman itu adalah suatu eksploitasi potensial dari kerentanan sebuah sistem.
Hambatan pasif adalah hambatan yang disebabkan secara tidak sengaja.Contoh ancaman pasif adalah sistim bermasalah, seperti karena bencana alam. Sistem bermasalah juga karena kegagalan-kegagalan peralatan dan komponen. Berbeda dengan hambatan aktif yang secara sengaja menghambat sistem, hambatan pasif biasanya diakibatkan oleh ketidaksengajaan atau tidak direncanakannya hambatan tersebut. hambatan pasif mencakup kesalahan-kesalahan system, termasuk gangguan alam, seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, dan badai. Kesalahan system mewakili kegagalan peralatan komponen seperti kelemahan disk, kekurangan tenaga, dan sebagainya. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan pada hambatan pasif yaitu pada perangkat keras dapat dilakukan dengan cara full backup data.

Sumber: http://rnurinaramadhani.blogspot.com/2013_01_01_archive.html

3.6. PENGENDALIAN INTERN (COSO)

Posted: November 22, 2013 in Semester 5
Definisi internal control menurut COSO
Suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen, dan staff, untuk membuat reasonable assurance mengenai:
• Efektifitas dan efisiensi operasional
• Reliabilitas pelaporan keuangan
• Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku
 
Dokumen COSO menyatakan bahwa pihak-pihak yang terlibat terkait PengendalianInternal adalah dewan komisaris, manajemen, dan pihak-pihak lainnya yangmendukung pencapaian tujuan organisasi. Serta menyatakan bahwa tanggung jawabatas penetapan, penjagaan, dan pengawasan sistem Pengendalian Internal adalahtanggung jawab manajemen.
 

 Komponen Struktur Pengendalian Intern

Untuk mencapai suatu pengendalian intern yang benar-benar memadai, terdapat  komponen dasar kebijakan yang dirancang dan digunakan oleh manajemen.

Komponen pengendalian intern menurut COSO (The Committee of  Sponsoring Organizations) oleh Wing Wahyu Winarno dalam buku ”Sistem Informasi Akuntansi” Ada lima, yaitu:

    “1.   Control environment atau lingkungan pengendalian

      2.   Control activities atau kegiatan pengendalian

  1. Risk assessment atau pemahaman risiko
  2. Information and communication atau informasi dan komunikasi
  3. Monitoring atau pemantauan”.

Menurut kutipan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan sarana dan prasarana yang ada di dalam organisasi atau perusahaan untuk menjalankan struktur pengendalian intern yang baik. Beberapa komponen yang mempengaruhi lingkungan pengendalian intern adalah:

  1. Komitmen manajemen terhadap integritas dan nilai-nilai etika      (Commitment to integrity and ethical values).
  2. Filosofi yang dianut oleh manajemen dan gaya operasional yang dipakai   oleh manajemen (Manajement’s philosophy and operating style).
  3. Struktur organisasi (Organizational structure).
    1. Komite Audit untuk Dewan Direksi (The audit committee of the board of directors).
    2. Metode pembagian tugas dan tanggung jawab (Methods of assigning authority and responsibility).
    3. Kebijakan dan praktik yang menyangkut sumber daya manusia (Human resources policies and practices).
    4. Pengaruh dari luar (External influences).
    5. Kegiatan pengendalian

Kegiatan pengawasan merupakan berbagai proses dan upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk menegakkan pengawasan atau pengendalian operasi perusahaan. COSO mengidentifikasi setidak-tidaknya ada lima hal yang dapat diterapan oleh perusahaan, yaitu:

  1. Pemberian otorisasi atas transaksi dan kegiatan (Proper authorization of transactions and activities).
  2. Pembagian tugas dan tanggung jawab (Segregation of duties).
    1. Rancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang baik (Design and use of adequate documents and records).
    2. Perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan catatan perusahaan (Adequate safeguards of assets and records).
    3. Pemeriksaan independen terhadap kinerja perusahaan (Independent checks on performance).
  3. Pemahaman risiko

Manajemen perusahaan harus dapat mengidentifikasi berbagai risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Dengan memahami risiko, manajemen dapat mengambil tindakan pencegahan, sehingga perusahaan dapat menghindari kerugian yang besar. Ada tiga kelompok risiko yang dihadapi perusahaan, yaitu:

  1. Risiko strategis, yaitu mengerjakan sesuatu dengan cara yang salah (misalnya: harusnya dikerjakan dengan komputer ternyata dikerjakan secara manual).
  2. Risiko finansial, yaitu risiko menghadapi kerugian keuangan. Hal ini dapat disebabkan karena uang hilang, dihambur-hamburkan, atau dicuri.
  3. Risiko informasi, yaitu menghasilkan informasi yang tidak relevan, atau informasi yang keliru, atau bahkan sistem informasinya tidak dapat dipercaya.

4.   Informasi dan Komunikasi

Perancang sistem informasi perusahaan dan manajemen puncak harus mengetahui hal-hal di bawah ini:

  1. Bagaimana transaksi diawali

b.   Bagaimana data dicatat ke dalam formulir yang siap di-input ke sistem komputer atau langsung dikonversi ke sistem komputer.

c.   Bagaimana file data di baca di organisasi dan diperbaharui isinya

d.   Bagaimana data diproses agar menjadi informasi dan informasi diproses lagi    menjadi informasi yang lebih berguna bagi pembuat keputusan

e.   Bagaimana informasi yang baik dilakukan

f.    Bagaimana transaksi berhasil

4.   Pemantauan

Pemantauan adalah kegiatan untuk mengikuti jalannya sistem informasi akuntansi, sehingga apabila ada sesuatu berjalan tidak seperti yang diharapkan, dapat diambil tindakan segera. Berbagai bentuk pemantaun di dalam perusahaan dapat dilaksanakan dengan salah satu atau semua proses berikut ini:

  1. Supervisi yang efektif  (effective supervision)

yaitu manajemen yang lebih atas mengawasi manajemen dan karyawan di bawahnya.

  1. Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting)

yaitu perusahaan menerapkan suatu system akuntansi yang dapat digunakan untuk menilai kinerja masing-masing manajer, masing-masing departemen, dan masing-masing proses yang dijalankan oleh perusahaan.

  1. Audit internal (internal auditing)

yaitu pengauditan yang dilakukan oleh auditor di dalam perusahaan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komponen pengendalian intern terdiri dari: lingkungan pengendalian, kegiatan pengawasan, pemahaman risiko, informasi dan komunikasi sreta pemantauan.

2.2.3        Kegiatan Pengendalian Intern

Menurut Wing Wahyu Winarno dalam buku ”Sistem Informasi Akuntansi” kegiatan pengendalian intern terdiri dari:

    “1    Pemberian otorisasi atas transaksi dan kegiatan

      2.   Pembagian tugas dan tanggung jawab

      3.   Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang baik

  1. 4.      Perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan catatan perusahaan
  2. 5.      Pemeriksaan independen terhadap kinerja perusahaan”.

Menurut kutipan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1.   Pemberian otorisasi atas transaksi dan kegiatan

Otorisasi adalah pemberian sebagian kekuasaan manajemen kepada karyawan untuk melakukan kegiatan dan mengambil keputusan. Hal ini perlu dilakukan karena manajemen tidak akan mampu membuat semua keputusan dan menjalankan semua kegiatan di dalam perusahaan.

2.   Pembagian tugas dan tanggung jawab

Tidak ada satu karyawan atau satu bagian pun yang dapat menyelesaikan suatu transaksi tanpa campur tangan pihak lain. Wewenang dan tanggung jawab di bagi atas tiga fungsi, yaitu:

  1. Fungsi penyimpanan
  2. Fungsi pencatatan
  3. Fungsi pemberian otorisasi

3.   Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang baik

Dokumen akan disimpan dalam waktu yang lama. Oleh karenanya, bahan yang digunakan untuk membuat dokumen juga harus merupakan bahan yang tahan lama dan berkualitas baik.

4.   Perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan catatan perusahaan

Perlindungan yang dapat dilakukan oleh perusahaan, agar tidak terjadi pencurian dan penggunaan tanpa otorisasi, diantaranya dengan melakukan hal-hal di bawah ini:

  1. Pengawasan dan pembagian tugas dan tanggung jawab yang baik
  2. Penyelenggaraan catatan aktiva dan penyajian informasi yang akurat
  3. Pembatasan akses fisik terhadap kas dan berbagai dokumen penting
  4. Penyediaan tempat penyimpanan yang baik
  5. Pembatasan akses ruang-ruang penting

5.   Pemeriksaan independent terhadap kinerja perusahaan

Pemeriksaan kinerja ini dapat dilakukan dengan salah satu langkah berikut:

  1. Melakukan rekonsiliasi antara dua catatan yang terpisah atau berbeda mengenai suatu rekening
  2. Membandingkan antara jumlah unit persediaan di gudang dengan jumlah menurut catatan persediaan

c.  Menyelenggarakan double entry bookkeeping, yaitu metode pencatatan   yang selalu melibatkan setidak-tidaknya dua rekening untuk mencatat satu transaksi

d.   Menjumlah berbagai hitungan dengan cara batch totals, yaitu penjumlahan  dari atas ke bawah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengendalian intern meliputi pemberian otorisasi transaksi dan kegiatan, pembagian tugas dan tanggung jawab, perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang baik, perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan catatan perusahaan, dan pemeriksaan independent terhadap kinerja perusahaan.

2.2.5    Keterbatasan Pengendalian Intern

Menurut Azhar Susanto dalam bukunya ‘Sistem Informasi Akuntansi” menyatakan bahwa ada beberapa keterbatasan dari pengendalian intern, sehingga pengendalian intern tidak dapat berfungsi, yaitu:

1.   Kesalahan

2.   Kolusi

3.   Penyimpangan Manajemen

4.   Manfaat dan Biaya

Menurut kutipan diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1.  Kesalahan muncul ketika karyawan melakukan pertimbangan yang salah atau perhatiannya selama bekerja terpisah.

2. Kolusi terjadi ketika dua atau lebih karyawan berkonspirasi untuk melakukan   pencurian (korupsi) di tempat mereka bekerja.

3. Penyimpangan manajemen muncul karena manajer suatu organisasi memiliki lebih banyak otoritas dibandingkan karyawan biasa, proses pengendalian efektif pada tingkat manajemen bawah dan tidak efektif pada tingkat atas.

4.  Manfaat dan biaya, konsep jaminan yang meyakinkan atau masuk akal mengandung arti bahwa biaya pengendalian intern tidak melebihi manfaat yang dihasilkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterbatasan pengendalian intern meliputi: Kesalahan, kolusi, penyimpangan manajemen, serta manfaat dan biaya.

2.3       Struktur Pengendalian Intern Penjualan

Struktur pengendalian intern penjualan merupakan hal pokok untuk lebih diperhatikan oleh seorang pimpinan perusahaan karena struktur pengendalian intern penjualan merupakan alat untuk mengetahui apakah aktivitas penjualan yang dilakukan oleh perusahaan sudah cukup baik atau belum, sehingga dapat diketahui besar volume penjualan yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam suatu periode. Struktur pengendalian intern juga merupakan proses untuk mencapai tujuan tertentu.

Komponen struktur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam siklus penjualan dirancang untuk mencapai tujuan pokok pengendalian administratif, menjaga kekayaan perusahaan, dan menjamin ketelitian serta keandalan data akuntansi. Tujuan  pengendalian intern juga harus mencapai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi dan ditunjukkan sebagai pelaksanaan dan tindakan pengamanan terhadap harta yang dimiliki. Adapun komponen dari struktur pengendalian intern menurut COSO (The Committee of  Sponsoring Organizations) oleh Wing Wahyu Winarno dalam buku ”Sistem Informasi Akuntansi” Ada lima, yaitu:

    “1.   Control environment atau lingkungan pengendalian

      2.   Control activities atau kegiatan pengendalian

3.   Risk assessment atau pemahaman risiko

4.   Information and communication atau informasi dan komunikasi

5.   Monitoring atau pemantauan”.

      Berdasarkan uraian tersebut dapat diungkapkan bahwa apabila komponen-komponen struktur pengendalian intern tersebut dijalankan dengan baik, maka tujuan dari suatu perusahaan pun akan tercapai.

Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan, karenanya jika aktivitas penjualan barang tidak dikelola dengan baik maka secara langsung akan merugikan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan perusahaan pun berkurang, maka dari itu dalam melakukan aktivitas penjualan pengendalian intern penjualan sangatlah diperlukan.

Sumber: http://www.scribd.com/doc/60065655/Internal-Control-Menurut-COSO

                 http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=1338

3.5. COBIT

Posted: November 22, 2013 in Semester 5

COBIT (Control Objective for Information Related Tecnology)

(weber, p57) COBIT dapat diartikan sebagai tujuan pengendalian untuk informasi dan teknologi terkait dan merupakan standar terbuka untuk pengendalian terhadap teknologi informasi yang dikembangkan dan dipromosikan oleh Institut IT Governance.

Cobit dikenal luas sebagai standard defacto untuk kerangka kerja tata kelola TI (IT Governance) dan yang terkait dengannya. Di sisi lain standard/framework ini terus berevolusi sejak pertama kali diluncurkan di 1996 hingga rilis terakhir yaitu CobiT 5 yang diluncurkan pada Juni 2012 yang lalu. Pada setiap rilisnya, kerangka kerja ini melakukan pergeseran-pergeseran beberapa paradigma.

COBIT pertama sekali diperkenalkan pada tahun 1996 adalah merupakan alat (tool) yang disiapkan untuk mengatur teknologi informasi (IT Governance tool).

COBIT  telah dikembangkan sebagai sebuah aplikasi umum dan telah diterima menjadi standar yang baik bagi praktek pengendalian dan keamanan TI yang menyediakan sebuah kerangka kerja bagi pengelola, user, audit sistem informasi, dan pelaksana pengendalian dan keamanan.

COBIT, di terbitkan oleh Institut IT Governance. Pedoman COBIT memungkinkan perusahaan untuk mengimplementasikan pengaturan TI secara efektif dan pada dasarnya dapat diterapkan di seluruh organisasi. Khususnya, komponen pedoman manajemen COBIT yang berisi sebuah respon kerangka kerja untuk kebutuhan manajemen bagi pengukuran dan pengendalian TI dengan menyediakan alat-alat untuk menilai dan mengukur kemampuan TI perusahaan untuk 34 proses TI COBIT.

Alat-alat tersebut yaitu :

  1. Elemen pengukuran kinerja (pengukuran hasil dan kinerja yang mengarahkan bagi seluruh proses TI)
  2. Daftar faktor kritis kesuksesan (CSF) yang disediakan secara ringkas, praktek terbaik non teknis dari tiap proses TI
  3. Model maturity untuk membantu dalam benchmarking dan pengambilan keputusan bagi peningkatan kemampuan

Komponen COBIT terdiri dari Executive Summary, Framework, Control Objectives, Audit Guidelines, Implemenation Tool Set, Management Guidelines

COBIT memiliki misi melakukan riset, mengembangkan, mempublikasikan, dan mempromosikan makalah-makalah, serta meng-update tatanan atau ketentuan TI controls objective yang dapat diterima umum (generally accepted control objectives) berikut panduan pelengkap yang dikenal sebagai Audit Guidelines yang memungkinkan penerapan framework dan control objectives dapat berjalan mudah. Tatanan atau ketentuan tersebut selanjutnya digunakan oleh para manajer dunia usaha maupun auditor dalam menjalankan profesinya.

Sedangkan visi dari COBIT adalah dijadikan COBIT sendiri sebagai satu-satunya model pengurusan dan pengendalian teknologi informasi (Information Technology Governance).

 

Kerangka Kerja COBIT

(Calder, p147) Kerangka kerja COBIT, terdiri dari tujuan pengendalian tingkat tinggi dan struktur klasifikasi keseluruhan. Terdapat tiga tingkat (level) usaha pengaturan TI yang menyangkut manajemen sumberdaya TI. Mulai dari bawah, yaitu kegiatan dan tugas (activities and tasks) yang diperlukan untuk mencapai hasil yang dapat diukur. Dalam Aktivitas terdapat konsep siklus hidup yang di dalamnya terdapat kebutuhan pengendalian khusus. Kemudian satu lapis di atasnya terdapat proses yang merupakan gabungan dari kegiatan dan tugas (activities and tasks) dengan keuntungan atau perubahan (pengendalian) alami. Pada tingkat yang lebih tinggi, proses biasanya dikelompokan bersama kedalam domain.

Pengelompokan ini sering disebut sebagai tanggung jawab domain dalam struktur organisasi dan yang sejalan dengan siklus manajemen atau siklus hidup yang dapat diterapkan pada proses TI.

 Gambar 5. Tiga tingkat usaha pengaturan TI

Selanjutnya, konsep kerangka kerja dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu (1) kriteria informasi (information criteria), (2) sumberdaya TI (IT resources), dan (3) proses TI (IT processes).

Ketiga sudut pandang tersebut digambarkan dalam kubus COBIT sebagai berikut :

Gambar 6.  Kubus COBIT

Dalam kerangka kerja sebelumnya, domain diidentifikasikan dengan memakai susunan manajemen yang akan digunakan dalam kegiatan harian organisasi. Kemudian empat domain yang lebih luas diidentifikasikan, yaitu PO, AI, DS, dan ME.

Definisi keempat domain tersebut, dimasukan dalam klasifikasi tingkat tinggi sebagai berikut :

  1. PO,   domain ini mencakup level strategis dan taktis, dan konsennya pada identifikasi cara TI  yang dapat menambah pencapaian terbaik tujuan-tujuan bisnis.
  2. AIuntuk merealisasikan strategi TI,  solusi TI yang perlu diidentifikasikan, dikembangkan atau diperlukan, juga diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.
  3. DS,  domain ini menyangkut penyampaian aktual dari layanan yang diperlukan, dengan menyusun operasi tradisional terhadap keamanan dan aspek kontinuitas sampai pada pelatihan,  domain ini termasuk proses data aktual melalui sistem aplikasi, yang sering diklasifikasikan dalam pengendalian aplikasi.
  4. ME, semua proses TI perlu dinilai secara teratur atas suatu waktu untuk kualitas dan pemenuhan kebutuhan pengendalian. Domain ini mengarahkan kesalahan manajemen pada proses pengendalian organisasi dan penjaminan independen  yang disediakan oleh audit internal dan eksternal atau diperolah dari sumber alternatif.

Proses-proses TI ini dapat diterapkan pada tingkatan yang berbeda dalam organisasi, misalnya tingkat perusahaan, tingkat fungsi dan lain-lain.

Jelas bahwa semua ukuran pengendalian perlu memenuhi kebutuhan bisnis yang berbeda untuk informasi pada tingkat yang sama.

Pertama adalah tingkat tujuan pengendalian yang diterapkan secara langsung mempengaruhi kriteria informasi terkait.

Kedua adalah tingkat tujuan pengendalian yang ditetapkan hanya memenuhi tujuan pengendalian atau secara tidak langsung kriteria informasi terkait.

Blank dapat diterapkan namun kebutuhannya lebih memenuhi kriteria lain dalam proses ini atau yang lainnya.

Agar organisasi mencapai tujuannya, pengaturan TI harus dilaksanakan oleh organisasi untuk menjamin sumberdaya TI yang dijalankan oleh seperangkat proses TI

Dari pengertian IT governance dapat kita simpulkan bahwa IT governance memastikan penggunaan TI dapat diukur dan dihitung (accountable). Artinya suatu keberhasilan TI harus dapat diukur dan dihitung keberhasilannya. Governance mendefinisikan tanggung jawab dan aturan dalam penerbitan kebijakan dan membuat keputusan ketika beberapa partai terlibat dalam suatu relasi bisnis. Governance berfokus pada strategi, peningkatan performa, segi-segi ekonomi dan resolusi konflik.

Dalam sebuah IT governance terdapat beberapa pemangku kepentingan. Dibawah ini dapat kita lihat pemangku kepentingan dan peranan-peranannya:

  1. Board and Executive

Menentukan arah pada TI, memantau hasil dan memastikan ketepatan implementasi

  1. Business management

Menguraikan kebutuhan-kebutuhan bisnis untuk TI dan memastikan nilai-nilai tersebut dikirimkan dan resiko terkelola.

  1. IT management

Memberikan dan meningkatkan pelayanan TI seperti yang dibutuhkan pada bisnis.

  1. IT audit

Menyediakan kepastian yang independen untuk mendemonstrasikan bahwa TI menyediakan apa yang diperlukan.

  1. Risk and compliance

Mengukur kepatuhan pada aturan-aturan dan focus pada resiko yang mungkin muncul.

Kelima pemangku IT governance diatas haruslah saling bekerja sama dan berkontribusi dalam mengontrol dan mengendalikan implementasi dari TI.

IT governance memiliki 2 tujuan yang berkaitan yakni:

  1. Conformance objective( penyesuaian) – berfokus pada “corporate governance”

IT berfungsi sebagai pengiriman dan pelaporan data, dalam hal ini IT harus dapat memastikan:

Integritas informasi

Ketepatan waktu untuk mempercepat pengambilan keputusan

Menyediakan laporan untuk keperluan pimpinan

Mengotomatisasi penangkapan data.

  1. Performance objective –  berfokus pada “bisnis governance”. Meliputi

IT value delivery

Strategic Alignment of IT

IT resource management

IT risk management

IT performance management

(Moeller, p167) Tujuan dari IT governance secara umum adalah memastikan pengimplementasian IT dalam perusahaan berjalan sesuai dengan rencana strategis IT yang ditetapkan di awal dan memantau penggunaannya.

IT Governance memiliki focus pada:

  1. Strategic Alignment (kesesuaian strategi), memiliki focus dalam memastikan hubungan antara bisnis dan rencana TI; menentukan, merawat dan memvalidasikan IT value proposition; dan pada aligning IT operation.
  2. Value delivery (penyampaian nilai) adalah mengenai menjalankan value proposition  disemua bagian.
  3. Resource management, berhubungan dengan optimalisasi dari pengetahuan dan infrastuktur yang ada.
  4. Risk management, membutuhkan pengetahuan mengenai resiko oleh pimpinan.
  5. Performance measurement, elacak dan memantau implementasi terhadap strategi, penyelesaian projek, penggunaan sumber daya, dan  performa proyek

COBIT Framework

COBIT Framework berdasarkan pada pernyataan bahwa IT harus mengirimkan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran.

 Gambar 7. Arah pengiriman nilai TI

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa informasi digunakan untuk mencapai sasaran bisnis. Untuk menciptakan sebuah informasi yang baik dan berintegritas tinggi diperlukan penangkapan data dari proses kemudian data tersebut dilah menjadi informasi. Informasi digunakan untuk membantu proses bisnis, pengambilan keputusan, dan lain sebagainya. Bisnis proses dilakukan secara simultan sesuai untuk mencapai sasaran bisnis.

Sebuah TI yang baik adalah TI yang dapat menyediakan informasi ketika dibutuhkan, dan informasi itu benar-benar berguna untuk peningkatan efektivitas proses bisnis. Apabila TI tidak bisa mencapai tujuan dan sasarannya maka yang terjadi adalah kegagalan proyek TI. COBIT Framework membantu meluruskan TI dan bisnis dengan cara memfokuskan kebutuhan informasi pada bisnis dan mengelola sumber daya IT. COBIT menyediakan framework dan tata cara untuk mengimplementasikan IT Governance.

Prinsip dasar dari COBIT Framework adalah untuk menghubungkan ekspektasi manajemen TI dengan tanggung jawab manajemen TI. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi IT governance untuk mengirimkan nilai TI untuk menanggulangi resiko TI.

Gambar 8. Hubungan antara Informasi dan Proses Bisnis

(Alvin, p189) Informasi adalah hasil pemrosesan data dari IT resources dan IT proses. Dalam sebuah tata kelola TI yang baik informasi yang dihasilkan harus berintegritas dan dapat mendukung proses bisnis. Pada skema diatas adalah skema hubungan informasi dan proses bisnis.

COBIT menjelaskan siklus hidup IT dengan 4 domain:

  1. Perencanaan dan pengorganisasian
  2. Pengumpulan dan implemen
  3. Pengiriman dan dukungan
  4. Pemantauan dan evaluasi

Pada domain perencanaan dan pengorganisasian strategi dan taktik diformulasikan, mengidentifikasi bagaimana TI dapat memberikan kontribusi yang besar dalam mencapai sasaran bisnis, merencanakan, mengkomunikasian dan mengatur realisasi dari visi strategi, dan mengimplementasikan infrastruktur organisasi dan teknologi.

Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan dan pengorganisasian:

  1. Menentukan strategi perencanaan TI.
  2. Mendefinisikan struktur informasi.
  3. Menentukan arah teknologi.
  4. Menentukan proses TI, organisasi dan relasi.
  5. Mengkomunikasikan sasaran dan arah manajemen.
  6. Mengatur sumber daya manusia TI
  7. Mengatur kualitas
  8. Menilai dan mengatur resiko
  9. Mengatur proyek.

Pada domain kedua yakni pengumpulan dan implement sasaran yang ingin dicapai adalah mengindentifikasi, mengembangkan atau mengumpulkan, mengimplementasi dan mengintegrasikan solusi TI. Perubahan dalam dan mengelola sistem yang ada.

Hal-hal yang dilakukan dalam domain ini adalah:

  1. Mengidentifikasi solusi otomatisasi
  2. Mengumpulkan dan merawat aplikasi software
  3. Memperbolehkan operasi dan penggunaan
  4. Mendapatkan sumber daya IT
  5. Mengatur perubahan
  6. Menginstalasi dan mengakui solusi dan perubahan

Pada domain ketiga ini, yakni pengiriman dan dukungan. Sasaran yang inigin dicapai adalah pengiriman dari kebutuhan pelayanan, manajemen keamanan, kontinuitas, data dan fasilitas operasional, dan dukungan pelayanan untuk pengguna.

Hal-hal yang dilakukan dalam domain ini adalah:

  1. Mendefinisikan dan mengatur level pelayanan
  2. Mengatur pelayanan pihak ketiga
  3. Mengatur performa dan kapasitas
  4. Memastikan kontinuitas pelayanan
  5. Memastikan keamanan sistem.
  6. Mengidentifikasi dan alokasi biaya
  7. Mengajari penggunaan sistem kepada user
  8. Mengatur service desk dan incidents
  9. Mengatur konfigurasi
  10. Mengatur masalah
  11. Mengatur data
  12. Mengatur lingkungan fisik
  13. Mengatur operasi

(Calder, p177) Sasaran pada domain pemantauan dan evaluasi adalah manajemen performa, memantau pengendalian internal, mengontrol kepatuhan, dan penguasaan.

Hal-hal yang dilakukan dalam domain ini adalah:

  1. Memantau dan mengevaluasi performa TI
  2. Memantau dan mengevaluasi pengendalian internal
  3. Memastikan kepatuhan dari tuntutan
  4. Menyediakan IT Governance

(Calder,h.180) COBIT memiliki criteria informasi yang baik, yakni:

  1. Efektif dan Efisiensi

Berhubungan dengan informasi yang relevan dan berkenaan dengan proses bisnis, dan sebaik mungkin informasi dikirim tepat waktu, benar, konsisten, dan berguna.

  1. Rahasia

Proteksi terhadap informasi yang sensitive dari akses yang tidak bertanggung jawab.

  1. Integritas

Berhubungan dengan ketepatan dan kelengkapan dari sebuah informasi.

  1. Ketersediaan

Berhubungan dengan tersedianya informasi ketika dibutuhkan oleh proses bisnis sekarang dan masa depan.

  1. Kepatuhan
  2. Nyata

Sumber: http://manajemen-ti.com/tata-kelola-audit/197-dulu-cobit-4-1-sekarang-cobit-5-apa-bedanya.html

https://www.google.com/#q=related:learn-cobit.blogspot.com/2010/10/apa-itu-cobit.html+apa+yang+dimaksud+COBIT

http://sigma.ac.id/tata-kelola-teknologi-informasi-menggunakan-cobit.html

3.4. COSO

Posted: November 22, 2013 in Semester 5

Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission, atau disingkat COSO, adalah suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan laporan keungan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut. COSO telah menyusun suatu definisi umum untuk pengendalian, standar, dan kriteria internal yang dapat digunakan perusahaan untuk menilai sistem pengendalian mereka.

Tahun 1992, COSO menyusun dan menerbitkan internal control integrated framework yang berisi rumusan definisi pengendalian intern, pedoman penilaian, serta perbaikan terhadap sistem pengendalian intern. Kerangka ini diterima sebagai acuan umum pengendalian intern, yang penggunaannya mencakup penentuan tujuan pengendalian pelaporan keuangan dan proses operasional dalam konteks organisasional, sehingga perbaikan dan kontrol dapat dilakukan secara menyeluruh. Struktur pengendalian intern menurut COSO mencakup aktivitas pengendalian terkait pengendalian dengan pemrosesan informasi yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.

Pada tahun 2004, COSO mengembangkan internal control integrated framework dengan menambahkan cakupan tentang manajemen dan strategi risiko yang selanjutnya dikenal dengan pendekatan enterprise risk management (ERM). Menurut kerangka tersebut, pengendalian intern merupakan bagian integral dari manajemen risiko.

Tujuan Pembentukan

COSO mendefinisikan pengendalian intern sebagai, sebuah proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan pegawai perusahaan lainnya yang dibentuk untuk menyediakan keyakinan yang memadai/wajar berkaitan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut:

Efektifitas dan efisiensi aktivitas operasi

Kendali ini dimaksudkan untuk mendorong penggunaan yang efektif dan efisien atas sumber daya organisasi, hal ini mencakup personil untuk mengotimalkan sasaran perusahaan. Bagian penting dari kendali ini adalah informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan internal.

Kehandalan pelaporan keuangan

Secara legal dan profesional manajemen bertanggungjawab untuk menyiapkan laporan keuangan bagi investor, kreditur, dan para pemakai lainnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab tersebut maka diperlukan adanya kendali untuk memastikan bahwa informasi tersebut disiapkan secara wajar menurut prinsip akuntansi yang berlaku secara umum (PAYBU).

Ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Konsekuensi logis dari pendirian suatu organisasi yang berorientasi publik adalah kewajiban legal, organisasi diwajibkan untuk mematuhi aturan hukum dan berbagai peraturan yang berlaku (misal, UU Pajak dan peraturan Bursa Efek). Kendali ini memiliki nilai penting dalam rangka memastikan bahwa oraganisasi dalam kelangsungan telah mematuhi dan taat terhadap hukum dan peraturan tersebut.

Pengamanan aset entitas

Terkait dengan tujuan pelaporan publik manajemen, ditambahkan kategori baru yaitu pengamanan aset entitas. Nilai penting dari kendali ini adalah mencegah terjadinya akuisisi, penggunaan atau pemindahan aset yang tidak terotorisasi yang dapat memiliki efek material terhadap laporan keuangan.

Stakeholder

Setiap personel berperan dalam implementasi pengendalian internal perusahaan, tetapi tanggung jawab penyedia dan pelaksana pengendalian internal adalah manajemen senior, dalam hal ini CEO dan CFO. CEO berperan sebagai “pemberi warna” dan juga memberikan contoh kepada anggota lain. Sedangkan CFO dan manajemen senior lainnya berperan dalam proses desain, implementasi dan monitoring sistem pelaporan keuangan perusahaan.

Dewan komisaris dan komite audit menyediakan, panduan dan pengawasan. Anggota dewan komisaris dan komite audit harus objektif, mampu, dan kritis. Mereka juga harus menitikberatkan pada peran pengawasan, selain itu mereka juga harus mengetahui lingkungan bisnis perusahaan, aktifitas pelaporan dan sistem pengendalian internal.

Secara garis besar stakeholder atas COSO yaitu Entitas; regulator; penyusun standar; organisasi profesi; intitusi pendidikan. Namun, pihak yang bertanggung jawab dan terbebani yaitu Dewan Komisaris, manajemen dan pegawai lainnya, sedangkan pihak yang diuntungkan adalah entitas dan pengguna informasi.

Overview COSO

Secara garis besar, COSO menghadirkan suatu kerangka kerja yang integral terkait dengan definisi pengendalian intern, komponen-komponennya, dan kriteria pengendalian intern yang dapat dievaluasi. Pengendalian internal terdiri dari 5 komponen yang saling berhubungan. Komponen-komponen tersebut memberikan kerangka kerja yang efektif untuk menjelaskan dan menganalisa sistem pengendalian internal yang diimplementasikan dalam suatu organisasi. Komponen-komponen tersebut, adalah sebagai berikut:

  1. Lingkungan pengendalian

  2. Penilaian resiko

  3. Aktifitas pengendalian

  4. Informasi dan komunikasi

  5. Pemantauan

  1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menempatkan kualitas dalam organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian terhadap pegawainya. Hal ini juga merupakan dasar bagi komponen pengendalian internal yang lain, menyiapkan disiplin dan struktur. Faktor lingkungan pengendalian meliputi integritas, nilai etis, gaya operasi manajemen, sistem pelimpahan wewenang, serta proses untuk mengatur dan mengembangkan sumber daya manusia dalam organisasi.

1. Integritas dan Nilai etika

  1. Ada dan diterapkannya kode etik

  2. Bekerjasama dengan karyawan, pemasok dan lain-lain dengan integritas yang tinggi

  3. Tekanan mencapai target yang tidak realistis dan target ini dipakai sebagai ukuran kinerja

2. Komitmen atas kompetensi

  1. Deskripsi pekerjaan formal atau informal

  2. Analisis mengenai kompetensi dalam mengisi formasi pegawai

3. Dewan Komisaris/Komite Audit

  1. Independen dari manajemen

  2. Frekuensi dan ketepatan pertemuan dengan CFO, internal auditor maupun eksternal auditor

  3. Penyediaan informasi yang penting dan tepat waktu untuk memungkinkan pemantauan atas tujuan dan strategi manajemen, performa keuangan perusahaan dan syarat-syarat atas perjanjian penting

4. Filosofi Manajemen dan Gaya Operasi

  1. Resiko bisnis yang diterima, ini bisa berbentuk risk adverse atau risk taker

  2. Frekuensi pertemuan manajemen puncak dan manajemen operasi, terutama ketika beroperasi dalam wilayah geografis yang berbeda

  3. Sikap dan tindakan berkaitan dengan pelaporan keuangan termasuk juga mengenai perbedaan pendapat atas perlakuan akuntansi yang diterima.

5. Struktur organisasi

  1. Kelayakan struktur organisasi dan tersedianya jalur informasi yang layak

  2. Kecukupan pembagian tanggung jawab diantara manajer

  3. Kemampuan dan pengalaman manajer dalam memenuhi tanggung jawabnya

6. Kewenangan dan Tanggung Jawab

  1. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab disesuaikan dengan keperluan pencapaian tujuan perusahaan, peraturan yang berlaku, atau tujuan operasional.

  2. Kecukupan standar dan prosedur yang berkaitan dengan pengendalian, termasuk juga deskripsi pekerjaan.

  3. Kecukupan kuantitas dan kualitas pegawai dalam bidang akuntansi dan pemrosesan data disesuaikan dengan kompleksitas, sifat dan ukuran entitas.

7. Kebijakan dan praktek berkaitan dengan manajemen SDM

  1. Adanya kebijakan dan prosedur berkaitan dengan penerimaan, pelatihan dan promosi pegawai.

  2. Untuk kasus yang tidak sesuai dengan kebijakan yang berlaku, maka prosedurnya harus diulang

  3. Kecukupan pengecekan mengenai latar belakang pegawai

  4. Kecukupan kriteria promosi dan teknik-teknik pengumpulan informasi berkaitan dengan kode etik pegawai.

II. Penilaian Risiko

Setiap organisasi dalam mencapai tujuannya menghadapi berbagai macam risiko baik eksternal maupun internal. Resiko ini bermacam-macam dilihat dari dampak ataupun tingkat keseringan terjadinya, misalkan resiko kebakaran tentu berbeda dengan resiko pencurian dana kas di cash register tentu berbeda dampak dan frekuensi terjadinya. Penilaian risiko merupakan tindakan yang penting untuk menentukan pengelolaan risiko. Aspek-aspek penilaian resiko adalah sebagai berikut:

1. Tujuan

Tujuan entitas dapat bersifat eksplisit atau implisit, biasanya tercermin dalam misi atau nilai entitas. Lebih spesifik lagi, tujuan terdapat dalam rencana strategis perusahaan yang merupakan tujuan tingkat entitas. Tujuan ini kemudian dikaitkan dengan tujuan tingkat aktifitas. Kategori tujuan terdiri dari :

    1. Tujuan operasi, memasukkan unsur efektif dan efisien termasuk juga tujuan kinerja dan tujuan laba dan pengamanan terhadap sumber daya.

    2. Tujuan pelaporan keuangan, yang menitikberatkan pada penyusunan laporan keuangan yang andal sesuai dengan standar.

    3. Tujuan kepatuhan, yang menitikberatkan pada ketaatan kepada hukum dan peraturan yang berlaku.

2. Identifikasi dan analisa resiko

Identifikasi dan analisa resiko harus bisa mencakup semua resiko yang signifikan dalam pencapaian tujuan. Proses identifikasi dan analisa resiko biasanya berulang-ulang dan terintegrasi dalam proses perencanaan.

  1. Resiko tingkat entitas

Resiko ini bersumber dari internal dan eksternal perusahaan, entitas harus bisa mendeteksi resiko semacam ini, berikut resiko-resiko entitas baik internal maupun eksternal.

  1. Resiko tingkat aktifitas

Semua aktifitas yang signifikan harus diidentifikasikan resiko yang mungkin timbul. Resiko aktifitas sendiri mungkin signifikan atau tidak, relevan atau tidak. Dalam identifikasi dan analisis resiko penting untuk memperhatikan dampak yang ditimbulkan resiko dan frekuensi resiko terjadi.

3. Manajemen perubahan

Setiap entitas harus mempunyai sebuah prosedur, baik formal atau informal, untuk mengidentifikasikan kondisi-kondisi yang menghalangi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Mekanisme ini harus mampu mengantisipasi perubahan yang signifikan untuk dapat menghindari masalah atau memanfaatkan peluang yang muncul dari perubahan itu.

III.Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang memastikan arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas pengendalian terjadi di seluruh bagian organisasi, baik pada berbagai tingkatan maupun berbagai fungsi yang meliputi otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, review kinerja operasi, keamanan aset, pemisahan wewenang dan tanggung jawab. Aktifitas pengendalian dapat bersifat preventif atau detektif, manual atau otomatis, atau review manajemen.

Aspek-aspek aktifitas pengendalian:

1. Prosedur dan Kebijakan

Kebijakan berfungsi menetapkan apa yang harus dilakukan sedangkan prosedur adalah tindakan personel untuk menjalankan kebijakan. Keduanya membantu memastikan bahwa arahan manajemen mengenai resiko dijalankan. Kebijakan dan prosedur dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu operasi, pelaporan keuangan dan ketaatan.

Berbagai jenis pengendalian dapat diterapkan untuk memastikan bahwa tujuan akan terpenuhi. Aktifitas pengendalian dapat diklasifikasikan menjadi :

    1. Pengendalian preventif

    2. Pengendalian detektif

    3. Pengendalian manual

    4. Pengendalian otomatis

    5. Pengendalian manajemen

2. Sistem pengendalian Informasi

Terdiri dari 2 macam pengendalian yaitu : pengendalian umum dan pengendalian khusus. Pengendalian ini berlaku baik bagi mainframe ataupun komputer pengguna.

  1. Pengendalian umum

      • Operasi pusat data, meliputi tindakan backup, pengesetan dan pengecekan komputer, dan tindakan-tindakan kontijensi ketika terjadi bencana atas pusat data.

      • Software sistem, pengendalian atas perolehan, penggunaan dan perawatan software baik sistem operasi maupun software pendukung lainnya termasuk software keamanan, basis data dan yang lain.

      • Keamanan akses, semua akses ke sistem harus diotorisasi yang dapat berupa id khusus dengan password atau nomor-nomor tertentu.

      • Metodologi pengembangan sistem, mencakup desain sistem dan implementasi sistem, fase-fase pengembangan, dokumentasi yang diharuskan, pengesahan dan pengujian untuk menekan biaya pengembangan sistem.

  1. Pengendalian aplikasi

Pengendalian aplikasi didesain untuk memastikan kelengkapan dan akurasi pemrosesan transaksi, otorisasi dan validasi. Dalam banyak kasus, pengecekan komputer dapat mencegah terjadinya kesalahan dan mendeteksi serta mengkoreksi kesalahan.

Pengendalian umum diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pengendalian aplikasi, sedangkan pengendalian aplikasi diperlukan untuk memastikan pemrosesan transaksi yang akurat dan lengkap.

3. Pengendalian entitas khusus

Karena masing-masing entitas memiliki tujuan dan strategi masing-masing, maka aktifitas pengendalian mungkin akan berbeda satu sama lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi desain pengendalian internal adalah : kemampuan dan penilaian manajemen, lingkungan dan industri beroperasinya, kompleksitas dan sifat organisasi, penyebaran asset dan karyawan serta tingkat kerumitan operasi dan pemrosesan informasi.

IV. Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi berperan dalam sistem pengendalian internal sebagai penghasil laporan, termasuk operasional, finansial, dan ketaatan, sehingga memungkinkan karyawan untuk melakukan aktifitas pengendalian dan juga untuk memperoleh informasi serta mengkomunikasikannya secara tepat waktu maupun tepat bentuknya. Ini akan memudahkan manajemen untuk melakukan dan mengendalikan bisnis dengan efektif.

V.Pemantauan

Pemantauan (monitoring) merupakan suatu proses yang menilai kualitas dari kinerja suatu sistem dalam suatu waktu. Sistem pengendalian internal harus dimonitor untuk mengetahui kualitas sistem pengendalian internal dari waktu ke waktu. Ketika monitoring diatur dengan baik perusahaan cenderung diuntungkan karena perusahaan akan dapat :

  1. Mengidentifikasikan dan memperbaiki pengendalian internal pada waktu yang tepat.

  2. Menyediakan informasi yang lebih akurat dan dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan.

  3. Menyediakan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu.

  4. Berada dalam posisi kesiapan menyatakan pendapat mengenai kemampuan pengendalian internal.

 

Sumber: http://dc179.4shared.com/doc/jpR34Snj/preview.html

http://id.wikipedia.org/wiki/COSO

3.2. HAMBATAN AKTIF dan CONTOHNYA

Posted: November 22, 2013 in Semester 5

Hambatan aktif dalam sistem adalah ancaman eksploitasi yang dilakukan oleh sekelompok orang atau perorangan yang tidak bertanggung jawab dalam penyalahgunaan sistem dengan memanipulasi prosedur yang sudah diatur. Tujuannya yaitu untuk kepuasan dari sang peminta/konsumen dan sang keuntungan sang pelaku pembuatnya.
Contohnya seperti penipuan dari komponen /isi dala komputer yang sudah dirubah secara semestina oleh oknum yang tidak bertanggung jawab demi keuntungan pribadi.

Contoh lain dari hambatan aktif yaitu adalah :

  •   Data Tampering atau Data Diddling
Data Tampering adalah merubah data sebelum, atau selama proses dan sesudah proses dari sistem informasi.
Data diubah sebelum diproses yaitu pada waktu data ditangkap di dokumen dasar atau pada saat diverifikasi sebelum dimasukkan ke sistem informasi.
Data diubah pada saat proses sistem informasi biasanya dilakukan pada saat dimasukkan ke dalam sistem informasi.
Data diubah setelah proses sistem informasi yaitu dengan mengganti nilai keluarannya. Data diubah dapat diganti, dihapus atau ditambah.
Kegiatan data tampering ini biasanya banyak dilakukan oleh orang dalam perusahaan itu sendiri.
 
  • Penyelewengan Program (Programming Fraud)

Dengan cara ini, program komputer dimodifikasi untuk maksud kejahatan tertentu. Teknik-teknik yang termasuk dalam kategori ini adalah virus, worm. trojan horse, round down technique, salami slicing, trapdoor, super zapping, logic bomb atau time bomb.

 
  • Penetrasi ke Sistem Informasi

– Piggybacking

Piggybacking adalah menyadap jalur telekomunikasi dan ikut masuk ke dalam sistem komputer bersama-sama dengan pemakai sistem komputer yang resmi.
– Masquerading atau Impersonation

Masquerading atau Impersonation yaitu penetrasi ke sistem komputer dengan memakai identitas dan password dari orang lain yang sah. Identitas dan password ini biasanya diperoleh dari orang dalam.

– Scavenging
Scavenging yaitu penetrasi ke sistem komputer dengan memperoleh identitas dan password dari mencari di dokumen-dokumen perusahaan. Data identitas dan password diperoleh dari beberapa cara mulai dari mencari dokumen di tempat sampah sampai dengan mencarinya di memori-memori komputer.
– Eavesdropping
Eavesdropping adalah penyadapan informasi di jalur transmisi privat.
 
  •  Pemanipulasian Masukkan
Dalam banyak kecurangan terhadap komputer, pemanipulasian masukkan merupakan metode yang paling banyak digunakan, mengingat hal ini dapat dilakukan tanpa memerlukan ketrampilan teknis yang tinggi.
  • Penggantian Program
Pemanipulasian melalui program dapat dilakukan oleh para spesialis teknologi informasi.
  • Penggantian Berkas Secara Langsung
Pengubahan berkas secara langsung umum dilakukan oleh orang yang punya akses secara langsung terhadap basis data.
  • Pencurian Data
Pencurian data seringkali dilakukan oleh “orang dalam” untuk dijual.
Salah satu kasus yang terjadi pada Encyclopedia Britanica Company. Perusahaan ini menuduh seorang pegawainya menjual daftar nasabah ke sebuah pengiklan direct mail seharga $3 juta.
  • Sabotase

Sabotase dapat dilakukan dengan berbagai cara oleh Hacker atau Cracker.
Hacker       : para ahli komputer  yang  memiliki  kekhususan  dalam
menjebol keamanan  sistem  komputer  dengan  tujuan
publisitas
Cracker    : penjebol sistem komputer yang bertujuan untuk melakukan pencurian atau merusak sistem.
Hambatan aktif sendiri dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam melakukan sebuah pekerjaan,
dan menyalahgunakan prosedur yang ada, dengan mengiming-imingi suatu hal untuk sebuah kepuasan konsumen.

Tiga kategori individu yang bisa menimbulkan serangan ke sistem informasi:
1.Karyawan sistim informasi
2.Para pemakai
3.Pengganggu

Hambatan aktif contohnya penipuan dalam sebuah komponen-komponen dari komputer dan sabotase.

Sumber :  http://rnurinaramadhani.blogspot.com/2013/01/32-jelaskan-hambatan-aktif-dan-contohnya.html

http://brisingrraudhr.blogspot.com/2012/11/hambatan-aktif-dan-contohnya.html