Archive for May, 2012

  1. I.         Hambatan-hambatan dalam TI

Jika di lihat dari keseluruhan secara umum hambatan dalam pengaksesan dalam internet adalah pengetahuan akses yang masih terbatas, penggunaan internet masih belum menjadi prioritas, jumlah sarana akses terbatas, biaya akses mahal,  kemampuan organisasi informasi rendah, kualitas sarana akses terbatas atau jangkauan akses internet yang masih terbatas.

Disamping dengan banyaknya berbagai informasi yang tersedia di dalam internet, pasti selalu ada masalah – masalah yang  di hadapi oleh masyarakat. Permasalahan terjadi dapat di karenakan dari beberapa hal. Misal, keterbatasan alat dalam mengakses internet (perangkat komputer, modem), kemampuan masyarakat akan bahasa yg di gunakan layanan internet yang menggunakan bahasa Internasional yaitu Bahasa Inggris. Ataupun masalah lokasi daerah yang tidak strategis dalam melakukan pengaksesan informasi yang artinya jangkauan jaringan internet tidak sampai pada daerah tersebut. Bisa juga dikarenakan tidak ada penyedia layanan internet di daerah – daerah tertinggal.

Akibat dari hal itu, maka akan mengakibatkan adanya keterlambatan masyarakat Indonesia dalam menerima informasi baru secara global. Selain di akibatkan dari faktor-faktor tersebut, ada juga di karenakan kebiasaan masyarakat Indonesia yang malas untuk mencari sesuatu terbaru. Dalam arti menunggu jawaban atau berita dari orang lain daripada berusaha sendiri untuk mencari informasi-informasi. Tidak hanya itu, masalah pun sering timbul akibat keterbatasannya sumber daya manusia dalam mengeksploitasi pemahaman dalam dunia internet. Faktanya sumber-sumber atau para admin dari situs-situs di internet yang berasal dari Indonesia, ratingnya masih dberada di bawah dengan masyarakat luar negeri.

Informasi-informasi di dunia internet lebih di dominasi oleh para admin dari luar negeri. Oleh sebab itu, bahasa yang di gunakannya pun berbahasa Internasional. Walaupun saat ini dalam  mengakses informasi sudah banyak menggunakan bahasa Indonesia. Namun, tetap saja lebih banyak informasi yang menggunakan bahasa Internasional/Inggris.  Maka dari itu, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia, menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan internet dalam negeri. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan masih sangat rendah dibanding di luar negeri.

Permasalahan yang timbul dari dunia pendidikan khususnya di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama bahkan ada juga beberapa dari Sekolah Menengah Atas yang dari tenaga pendidik itu sendiri masih belum siap untuk menggunakan teknologi internet dalam proses pengajarannya akibat kurangnya kemampuan guru dalam bidang ini. Seorang guru yang tidak menyarankan kepada muridnya dalam memperkaya wawasan dengan fasilitas internet akibat kekurangmampuannya sendiri. Akhirnya yang terjadi pelajar tidak termotivasi untuk mengembangkan diri jika guru tidak menyarankan pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.

Kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia. Kita sadari bahwa tidak semua orang Indonesia akan belajar bahasa Inggris. Untuk itu sumber informasi dalam bahasa Indonesia harus tersedia. Saat ini belum banyak sumber informasi pendidikan yang tersedia dalam bahasa Indonesia. Konsep berbagi (sharring), misalnya dengan membuat materi-materi pendidikan di Internet. Inisiatif langka seperti ini sudah ada namun masih kurang banyak. Akses Internet masih susah diperoleh. Beberapa daerah di Indonesia masih belum memiliki jalur telepon yang dapat digunakan untuk mengakses Internet.

Kendala lain yaitu, mahalnya biaya untuk menggunakan internet di dalam negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan menggunakan jaringan telepon milik pemerintah seseorang harus mengeluarkan biaya hampir sepuluh ribu rupiah per jam sehingga membatasi pemanfaatan internet tersebut. Solusi ini dapat dipecahkan dengan menggunakan internet pada warung-warung internet dengan biaya yang lebih murah antara dua ribu sampai tiga ribu rupiah per jam. Namun masih akan tetap terbilang mahal untuk seorang pelajar maupun mahasiswa jika harus selalu mengakses dalam frekuensi yang tinggi.

Dampak dari permasalahan-permasalahan yang telah di paparkan tadi, negara Indonesia saat ini masih menjadi negara berkembang. Pada bidang Teknologinya masih jauh di bawah rating dengan negara-negara luar.  Hal ini sangat berkaitan sekali dengan keadaan ekonomi di Indonesia. Karena selain dari faktor-faktor permasalahan di atas, keadaan ekonomi suatu negara sangat berpengaruh pada kemajuan suatu negara. Bagaimanapun juga, perekonomian merupakan bagian terpenting agar suatu negara dapat maju berkembang dan mampu bersaing dengan negara-negara lain.

Masalah-masalah ini seharusnya segera di atasi dengan pemikiran masyarakat Indonesia yang jauh lebih canggih daripada Teknologi secanggih apapun.  Dan harus dimulai dari sekarang untuk memikirkan bagaimana caranya agar tidak ada lagi keterbatasan kita sebagai masyarakat Indonesia dalam mengakses informasi lewat jaringan internet. Sebab, dalam setiap harinya negara-negara yang ada di dunia ini melakukan kompetisi untuk menjadi negara yang paling maju yang menjadi adikuasa sedunia. Penerapan Teknologi Informasi pada era globalisasi informasi saat ini menjadi sangat
penting. Apalagi di negara kita yang sedang berkembang, sangat membutuhkan berbagai
informasi beserta teknologi-nya yang dapat diterapkan untuk kemajuan bangsa dan negara kita.

Sumber :

Hasil Olahan sendiri yang di inspirasikan melalui situs :

http://winsolu.wordpress.com/2008/05/02/permasalahan-dan-solusi-internet-dalam-dunia-pendidikan

http://virgomoods.blogspot.com/2010/05/studi-tentang-kendala-teknologi.html

Tanggapan  :

Ada pula penyelesaiannya dimulai dari yang dini yaitu membiasakan diri untuk belajar memahami bahasa yang digunakan Internet, bahasa Inggris. Bagi para pengguna, mulailah belajar, berlatih dalam menguasai bahasa internet khususnya bahasa inggris. Bagaimanapun juga kita memang harus bisa menguasai bahasa inggris yang dijadikan bahasa internasional. Dan kesadaran untuk memotivasi diri dalam melakukan suatu perubahan yang bermanfaat.

Selanjutnya, bagi perusahaan pelayanan Internet atau ISP (Internet Service Provider) harus lebih memperhatika jangkauan-jangkauan suatu wilayah agar daerah terpencil mendapatkan jaringan atau sinyal untuk akses Internet. Seperti contoh menambah pusat server (tower) operator internet di daerah – daerah yang dominan masyarakatnya sudah menggunakan layanan Internet di rumah.  Serta menyediakan informasi yang kredibel.

Kemudian, bagi pemerintah dan para penyedia layanan internet. Mulai memperhatikan jangkauan jaringan internet di daerah – daerah kecil maupun daerah tertinggal. Dari segi mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi dengan berperan penting lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas untuk mengembangkan sistem pembelajaran internet dengan membangun sebuah jaringan internet di lembaga pendidikan, dan menyediakan sarana dengan biaya yang lebih murah dibandingkan warung internet milik pengusaha-pengusaha bisnis.

Sumber :

Hasil Olahan sendiri

Penerapan Manajemen Patrimonial dan Manajemen Profesional

Definisi Manejemen patrimonial

Manajemen perusahaan yang umumnya dimiliki oleh anggota-anggota keluarga. Sebagai jabatan di pegang oleh anggota keluarga tersebut.

Definisi Manajemen Profesional

Kedudukan strategis dan penting diserahkan pada mereka yang memberikan bukti atas kecakapannya, disini berarti pemberian jabatan tidak didasarkan pada hubungan keluarga atau partai politik. Namun, pemberian kedudukan didasarkan pada jasa dan hasil yang diberikan dalam mengembangkan organisasi.

Perusahaan Bohlam Philips

 

Anton Philips  adalah salah satu pemilik perusahaan lampu yang dulunya bernama Koninklijke Philips Electronics NV—saat ini bernama Royal Philips Electronics Ltd atau lebih dikenal dengan nama Philip.

Sejarah perusahaan ini bermula ketika dua bersaudara, Anton dan Gerald Philips, tertarik pada penemuan bola lampu oleh  Thomas Alfa Edison. Dengan suntikan modal dari sang ayah, tahun 1891, keduanya membangun perusahaan di sebuah pabrik tua di Eindhoven. Berkat kegigihan mereka, perusahaan ini tak butuh waktu lama untuk maju. Hanya sembilan tahun kemudian Philips telah menjadi pemasok bohlam terbesar ketiga di Eropa.

Tahun 1912, Philip & Co mulai go public dengan melepas 45% sahamnya. Setelah itu, mereka melakukan perbaikan dalam manajemen. Terjadi pemisahan antara kepemilikan dan eksekutif manajemen. Tahun 1920, sebanyak 20% saham mereka terjual pada GE, namun keluarga Philips tetap menjadi pemegang saham mayoritas.

Revolusi manajemen di perusahaan ini sebenarnya terjadi dalam dua fase. Fase pertama tahun 1899-1909, ketika itu terjadi pertumbuhan eksekutif kerah putih dalam manajemen Philips. Dalam periode itu, Anton merekrut tenaga marketing, product development, dan lainnya. Setelah 1910, mereka merekrut scientist, lawyer, commercial men, dan human resources specialist.

Lalu, fase kedua adalah tahun 1922, saat itu Gerald pensiun dan digantikan oleh Anton. Ia kemudian mengangkat tiga orang manajer atau sub direktur. Mereka memimpin divisi produksi, teknologi produksi, dan komersial. Proses evolusi ini cukup membantu ketika terjadi krisis ekonomi dunia. Karena manajemen menjadi lebih terarah dan ketika melakukan pemangkasan tidak mengganggu proses produksi.

Perusahaan ini menarik karena boleh dibilang hingga sekarang masih menerapkan manajemen keluarga. Setelah generasi keluarga pertama memimpin selama hampir separuh abad, generasi kedua keluarga ini mulai memimpin.

Banyak pengamat mengatakan sistem yang dipakai adalah “familial meritocracy”. Meski begitu, perusahaan  ini  tetap  bisa  berjalan  hingga  sekarang  karena  juga  menganut  prinsip profesionalisme. Top eksekutifnya dipilih berdasarkan ranking dan kualitas.  

 

Penerapan Manajemen Politik ( Political Management)

Definisi Manajemen Politik

Suatu manajemen dimana kedudukan penting dalam organisasi dipegang oleh orang-orang yang mempunyai hubungan politik dan didasarkan pada loyalitas partai tertentu. Pertimbangan politik lebih diutamakan dan tujuan perusahaan diarahkan pada tujuan politik tertentu.

Perusahaan Pertamina Indonesia

 

Sejak Perang Dunia I, minyak sebagai sumber energi, dan telah menjadi semakin bertambah penting untuk industri dan perang. Minyak mentah sebagai salah satu sumber energi dan menjadi barang yang dapat mempengaruhi kebijakan domestik dan luar negeri suatu negara. Berbagai kejadian-kejadian dunia seperti Perang Dunia I, Perang Dunia II, serta perang-perang yang terjadi di panggung internasional sangat membutuhkan minyak mentah (crude oil) sebagai sumber energi yang menggerakkan persenjataan militer negara-negara di dunia pada saat itu. Embargo negara-negara Arab kepada Amerika Serikat dan Eropa pada tahun 1970-an semakin membuktikan Sumber Daya Alam ini merupakan komoditas utama yang dapat menggerakkan politik luar negeri, keamanan, dan interaksi antar negara.

Krisis energi yang berlangsung di era 1970an lalu telah menggetarkan sendi-sendi kehidupan ekonomi dan politik dunia. Potensi minyak yang dimiliki Indonesia untuk saat ini memang belum signifikan, kilang-kilang perusahaan minyak yang ada saat ini di Indonesia seperti kilang minyak Pangkalan Brandan, Pangkalan Susu, Kilang Minyak Wonokromo, Cepu,  serta kilang-kilang minyak yang rencana akan di bangun seperti Kilang minyak Tuban, kilang minyak Balongan, Dumai dan Cilacap. PT. Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini semakin mengintensifkan kerjasama dengan Saudi Aramco sebuah Oil National Company dari Arab Saudi untuk membangun kilang minyak di Cilegon, Banten dengan rencana kapasitas 300.000 barel per hari (bph).

Jumlah ketersediaan energi bahan bakar Indonesia memang mengkhawatirkan, terutama ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM).  Hal ini terkait ketersediaan cadangan  sumber daya minyak Indonesia sejak tahun 1995 sudah semakin menipis.

Politik minyak ditujukan bagi para pihak yang terkait dalam permainan minyak dimana keuntungan atas dasar minyak menjadi penggerak dasar dalam perpolitikan baik dalam institusi negara maupun para perusahaan minyak raksasa dunia yang terkadang merugikan pihak yang tidak bersalah. Suatu negara jika mengimpor minyak dari suatu negara yang lain di pengaruhi oleh faktor ekonomi dan faktor politik, menurut Noreng, faktor ekonomi dan faktor politik itu yakni :

Faktor ekonomi yang mempengaruhi kebijaksanaan impor minyak suatu negara adalah : pertumbuhan ekonomi, produksi ekonomi dalam negeri, serta koefisien energi (yaitu hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pertumbuhan konsumsi energi). Dalam konteks analisa ekonomi, besarnya kuota impor minyak adalah merupakan kekurangan kebutuhan energi yang tidak bisa diproduksi didalam negeri, atau tegasnya jumlah kebutuhan dikurangi out-put nasional.

Sedangkan peranan faktor politik yang mempengaruhi kebijaksanaan impor minyak satu negara konsumen adalah : tujuan-tujuan ekonomi nasional dan kebijaksanaan energi dan pengaruh kekuatan sektor dunia usaha serta kelompok kepentingan dalam masyarakat atas keputusan politik pemerintah. Tegasnya, impor minyak dapat dikatakan sebagai satu keharusan atas ketidakmampuan negara memenuhi kebutuhan energinya secara utuh, yang merupakan salah satu elemen penting dari keseimbangan ekonomi nasional dan kebutuhan energi, dengan cara mana oposan domestik dapat diatasi.

Kedua faktor di atas mempunyai kaitan dan saling ketergantungan dalam analisa impor minyak yang diberlakukan. Yang pertama yakni meletakkan perhatian penting pada proses ekonomi sedang yang terakhir memilikinya dari segi keputusan politik. Patut digarisbawahi sebagai sebuah fakta bahwa impor minyak menampilkan satu bagian penting dari kebutuhan Venezuela juga pendapatan ekspor Arab Saudi sebagian besar diperoleh dari hasil perdagangan minyak yakni sekitar 90 persen.

Tahun 2007 Arab Saudi produksinya meningkat mencapai 11,8 juta barel per hari. Sedangkan tahun 2010 menurut data OPEC cadangan minyak Arab Saudi mencapai mencapai 265 miliar barel.  Minyak menjadi kekuatan bagi Arab Saudi negara yang dijuluki petrodollar ini adalah kekuatan nasional bagi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Morgenthau : “negara-negara yang banyak sekali memiliki endapan minyak memperoleh kekuatan dalam urusan internasional”.

Indonesia dan Arab Saudi sudah menjalin kerjasama dan hubungan diplomatik selama 60 tahun lamanya sejak 1 Mei 1950 yang lalu. Kerjasama yang terjalin erat, kuat dan bersahabat dalam bidang agama, budaya, dan politik selama bertahun-tahun.

Indonesia dan Arab Saudi telah memiliki saling pengertian dan pendekatan yang sama pada seluruh jajaran isu bilateral dan internasional, keduanya selalu ingin meningkatkan dan memperkuat hubungan di bidang ekonomi, agama, perdagangan dan investasi, energi, dan sektor ketenagakerjaan. Segala bentuk kerjasama yang terjalin antara Indonesia dan Arab Saudi perlu menjadi perhatian khusus bagi Indonesia karena hubungan yang terjalin sudah begitu lama dan membawa banyak keuntungan bagi Indonesia.

Didalamnya terdapat politik penentuan harga dan kendali pengadaannya (baca : minyak) sering kali menjadi sumber ketegangan internasional yang begitu eksplosif. Singkatnya, minyak mempunyai satu hubungan fungsional dengan berbagai issue penting dalam tertib kehidupan manusia. Sejak hampir semua negara di dunia menjadi pengimpor minyak sekaligus menggantungkan sebagian besar konsumsi dan kebutuhan energi mereka pada minyak impor, tak dapat dihindarkan bahwa harga dan proses pengendaliannya telah mempengaruhi kemandirian ekonomi dan kebijaksanaan politik luar negeri semua negara tersebut.

http://danielle5681.wordpress.com/2010/02/10/bohlamnya-menerangi-dunia/

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/189/SKRIPSI%20perbaikan%20bu%20seni.doc?sequence=2

 

Seminar at UPH

Posted: May 3, 2012 in Sertifikat

Analisa Manajemen Patrimonial dan Manajemen Profesional

Teori Harbison dan Myers

  1. 1.     Manejemen patrimonial

 

Manajemen perusahaan yang umumnya dimiliki oleh anggota-anggota keluarga. Sebagai jabatan di pegang oleh anggota keluarga tersebut.

  1. 2.    Manajemen Profesional

 

Kedudukan strategis dan penting diserahkan pada mereka yang memberikan bukti atas kecakapannya, disini berarti pemberian jabatan tidak didasarkan pada hubungan keluarga atau partai politik. Namun, pemberian kedudukan didasarkan pada jasa dan hasil yang diberikan dalam mengembangkan organisasi.

Asal Mula Perusahaan Bohlam Philips

Perusahaan Philips tergolong dalam manajemen Patrimonial, dimana sejarah perusahaan ini bermula ketika dua bersaudara, Anton dan Gerald Philips, tertarik pada penemuan bola lampu oleh  Thomas Alfa Edison. Dengan suntikan modal dari sang ayah, tahun 1891, keduanya membangun perusahaan di sebuah pabrik tua di Eindhoven. Berkat kegigihan mereka, perusahaan ini tak butuh waktu lama untuk maju. Hanya sembilan tahun kemudian Philips telah menjadi pemasok bohlam terbesar ketiga di Eropa.

Tahun 1912, Philip & Co mulai go public dengan melepas 45% sahamnya. Setelah itu, mereka melakukan perbaikan dalam manajemen. Terjadi pemisahan antara kepemilikan dan eksekutif manajemen. Tahun 1920, sebanyak 20% saham mereka terjual pada GE, namun keluarga Philips tetap menjadi pemegang saham mayoritas.

Perusahaan ini menarik karena boleh dibilang hingga sekarang masih menerapkan manajemen keluarga. Setelah generasi keluarga pertama memimpin selama hampir separuh abad, generasi kedua keluarga ini mulai memimpin.

Namun banyak pengamat mengatakan sistem yang dipakai dalam perusahaan ini adalah “familial meritocracy”.  Akan tetapi, perusahaan  ini  tetap  bisa  berjalan  hingga  sekarang karena menerapkan prinsip profesionalisme. Top eksekutifnya dipilih berdasarkan ranking dan kualitas.  

Kesimpulan dari analisis tersebut yakni bahwa perusahaan Bohlam Philips yang menganut tipe Patrimonial Management saat ini menerapkan prinsip profesional juga terhadap anggota-anggota yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang tinggi maupun berintelektual. Sekalipun pemegang saham terbesarnya di bawah tangan anggota keluarga dari generasi pertama hingga kedua, namun top eksekutifnya tetap bisa di dapatkan oleh orang lain yang memang memiliki kemampuan dalam berbisnis yang tinggi.

Kebaikan dari Patrimonial Management ini yaitu dimana hubungan anggota keluarga semakin erat dan terjalin karena sering terjadinya komunikasi dalam anggota keluarga, bertukar pikiran, dll. Namun adapula keburukan dari tipe ini adalah rentannya suatu perusahaan yang bertindak korupsi, karena adanya hubungan kekeluargaan, maka terdapat peluang besar di dalam perusahaan tersebut untuk KKN.

Kebaikan dari Professional Management dalam perusahaan tersebut yaitu, pemegang saham yang bukan merupakan anggota keluarga masih mendapat kesempatan untuk menjadi top eksekutifnya di dalam perusahaan, mengkreasikan pola pikir dan meluangkannya pada perusahaan tersebut. Pada keburukannya adalah adanya jarak antara anggota yang satu dengan yang lainnya. Bisa dikatakan hubungan kekeluargaannya tidak melekat. Selain itu sering kali menjadi bersaing yang tidak sehat yang artinya saling menjatuhkan anggota yang satu dengan yang lainnya. Hal ini sering kali ditemukan pada tipe manajemen profesional.

Bagaimanapun juga dalam setiap tipe manajemen ada kebaikan dan keburukannya masing-masing, tinggal bagaimana kita mengeksploitasikan sumber daya alam maupun manusia dgn efisien dan efektivitas (dengan baik). Sehingga kekurangan tersebut dapat tertutupi dengan kesempurnaan kita dalam mengolah, manage yag berarti mengatur serta beradaptasi dengan lingkungan.

Artikel :

http://danielle5681.wordpress.com/2010/02/10/bohlamnya-menerangi-dunia/

 

Kesimpulan : Olahan sendiri