Archive for June, 2013

BLSM Indonesia

Posted: June 15, 2013 in Tugas Semester 4

Pemerintah akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Premium naik Rp2.000 menjadi Rp6.500 per liter dan harga solar naik Rp1.000 menjadi Rp5.500 per liter. Kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut akan dilakukan setelah pembahasan RAPBNP 2013 selesai atau sekitar pekan ketiga Juni 2013. Isu kenaikan harga BBM ini sudah berulang diwacanakan Menteri ESDM Jerro Wacik, namun selalu berujung kebingungan dan tanpa keputusan. Sepertinya pemerintah gamang mengambil kebijakan yang tidak populis ini.

Seiring kenaikan ini pemerintah akan menyiapkan 15,5 juta kartu untuk dibagikan kepada masyarakat miskin penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Seperti yang dilansir media massa, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Armida Alisjahbana akan membagikan 15,5 juta kartu tersebut ke rumah tangga yang mendapatkan dana kompensasi BBM.

Saya pribadi setuju perlu menaikkan harga BBM untuk menekan subsidi, tetapi tidak perlu pemerintah menyalurkan subsidi BBM tersebut melalui BLSM yang rawan dipolitisasi dan rawan digunakan untuk kepentingan tertentu. Apalagi sekarang mendekati masa pemilu legislatif. Informasi dari beberapa sumber menyampaikan bahwa Rp30 triliun tersebut ternyata dibiayai utang negara bukan dari kompensasi hasil pemotongan anggaran BBM Subsidi.

Hal ini tertera dalam situs Asian Development Bank (ADB) bahwa BLSM bersumber dari utang ADB dengan nama singkatan proyek Development Policy Support (DPS) Program dan World Bank dengan sumber utang bernama proyek DPLP. Kalau informasi ini benar, utang ini akan menambah beban anak cucu kita. Ibarat sudah jatuh kita tertimpa tangga pula. Tentunya kenaikan harga BBM akan mengakibatkan tingginya inflasi.

Nah, kalau ditambah dengan utang negara Rp30 triliun yang akan habis percuma karena dibagikan begitu saja, semakin terpuruk bangsa ini oleh beban utang. Karena itu, program BLSM seharusnya ditolak dan pembuatan kartu BLSM harus dihentikan sebelum mendapat persetujuan DPR. (ujar, WIJAYA KUSUMA SUBROTO SH MM
Ketua DPW Perindo DKI Jakarta
).

kalu menurut saya pribadi sih, semua ini hanya permainan politik saja. pemerintah selalu menarik ulur perhatian maupun keadaan rakyatnya sendiri. Demi urusan politik dan kepentingan pribadi mereka sendiri. Toh yang kaya semakin kaya yang miskin tetap miskin walupun BBM dinakina maupun diturunkan tidak da dampak positifnya. Hutang negara tetap bertambah.

 

Sumber : pemikiran sendiri dan dari artikel berita : http://economy.okezone.com/read/2013/06/13/279/821244/blsm-membantu-atau-justru-menjerat

Pertama kali naik Kereta Api

Pertama kali saya naik kereta api itu ketika saya duduk di bangku SMA kelas XI. Saat itu saya bersama teman-teman saya ingin ke Depok untuk bermain sekaligus foto studio. Teman-teman saya memilih naik kereta dikarenakan biaya transportasinya murah. Kereta api ekonomi, untuk pertama kalinya saya naik kereta api ekonomi itu yang satu tiketnya masih seharga Rp.1500,00 (biasa disebut kereta rakyat). Saya dan teman-teman naik kereta api  di stasiun Bojong Gede.

Awal keberangkatan masih terasa wajar walaupun kereta penuh sekali. Penumpang yang berdesak-desakan, bau badan tak sedap, lalu lalang pedagang asongan bahkan pengemis banyak berkeliaran di kereta api yang saya tumpangi. Semua masih bisa dimaklumi namanya juga kereta murah pasti banyak penumpangnya. Bahkan sampai rela naik di atas gerbong ataupun di sela-sela gerbong poluska dan di tempat masinis.

Setengah perjalanan, tiba-tiba bergeser seorang anak muda kebetulan ada di depan saya dan di samping teman saya. Dia sepertinya cari-cari kesempatan karena kondisi kereta yang berdesak-desakan. Dia melihat ke arah teman saya dengan pandangan yang tidak wajar. Kemudian tiba-tiba dia menyender di bahu saya seolah-olah dia terdorong dari arah belakang. Saya kesal, lalu saya dorong saja dadanya hingga dia menjauh dari saya.

Sampai di Depok Town Square, saya dan teman saya langsung membicarakan pemuda itu. Karena saya baru tahu di kereta itu banyak penyimpangan seperti copet, jambret dan pelecehan seksual. Sebegitu noraknya saya karena baru pertama kali naik kereta api. Selesai foto studio saya dan teman-teman pulang naik kereta lagi. Lagi-lagi naik kereta api ekonomi rakyat, pas sekali di saat waktu pulang kerja. Jadi, kereta semakin penuh semakin berdesak-desakan.

Ketika sampai di stasiun UI seorang ibu-ibu yang ingin turun di stasiun UI mendorong saya hingga saya keluar dari kereta. Padahal teman saya sudah memegang tangan saya agar saya tidak keluar dari kereta. Saat saya keluar dari kereta, kereta tiba-tiba melaju. Ingin menangis rasanya pertama kali naik kereta api sudah mengalami hal yang aneh. Trauma pun datang, saya tidak mau naik kereta api lagi. Takut karena terdorong keluar dari kereta api. Tetapi, seiring waktu trauma saya hilang karena dari kejadian itu saya selalu naik kereta api AC express atau kereta api AC ekonomi.

Sumber : Olahan Sendiri

 

                Seiring dengan kemajuan teknologi  saat ini, seluruh aktivitas manusia sebagian besar telah berbau internasional. Dari mulai busana, penampilan dan kebiasaan sudah mengikuti gaya luar negri. Saat ini yang sedang buming-bumingnya adalah gaya korea. Fasion baju, musik dan tarian semua bergaya a’la korea.  Sangat cepat jika kebudayaan luar itu merasuk ke dalam jiwa rakyat Indonesia, dan tidak sadar bahwa meraka tidak peduli dengan kemajuan budaya sendiri.

                Hal ini menyebabkan seni kebudayaan asli negara Indonesia lambat laun telah dilupakan. Mereka yang sedang terpesona dengan budaya luar banyak sekali yang tidak mengetahui kebudayaan negara sendiri. Padahal negara Indonesia mempunyai banyak sekali kebudayaan yang unik, menarik dan tentunya sangat indah. Seharusnya kita menjaga dan melestarikan warisan dari nenek moyang dan para pahlawan kita salah satunya bisa dengan cara tidak melupakan kebudayaan Indonesia.

Menurut pengalaman saya sebagai seniman, ketika acara peringatan hut sanggar seni Getar Pakuan ada diantara warga asing yakni berasal dari Swiss, ia datang ke Indonesia untuk sekolah seni tari di salah satu instansi yaitu SMKI Bandung, dan ia mengisi acara di hut sanggar seni Getar Pakuan dengan menari tradisional sunda. Ia bangga bisa menari jaipongan di Bogor waktu itu. Ia bangga bisa mempelajari salah satu kebudayaan di Indonesia.

Selain banyak ragam budayanya , beragam pula kreativitas rakyat Indonesia . Jadi, tak kalah jika Indonesia bersaing dengan negara luar dalam aspek kebudayaan. Sayangnya belum ada kesadaran masyarakat Indonesia untuk mencintai budaya sendiri. Mereka lebih fanatik dengan budaya luar. Bahkan mereka masyarakat Indonesia sering mencela budayanya sendiri , mereka bilang kuno, gak gaul, gak zaman atau gak keren.

 Bagi saya upaya ketahanan nasional bisa dilakukan melalui aspek kebudayaan. Kenapa tidak Indonesia berinisiatif untuk menyatukan dari beberapa kebudayaan yang ada di Indonesia menjadi satu kolaborasi yang unik, menarik dan indah. Karena kebudayaan Indonesia itu sangat banyak, dari sabang sampai merauke semua memiliki ciri khas nya masing-masing. Lagipula warga asing pun sangat menikmati kebudayaan kita, bahkan sampai mempelajarinya. Kenapa kita sebagai warga Indonesia tidak mau menikmati dan mempelajari budaya sendiri, sedangkan budaya luar di sanjung-sanjung.

                Selain banyak ragam budayanya , beragam pula kreativitas rakyat Indonesia . Jadi, tak kalah jika Indonesia bersaing dengan negara luar dalam aspek kebudayaan. Sayangnya belum ada kesadaran masyarakat Indonesia untuk mencintai budaya sendiri. Mereka lebih fanatik dengan budaya luar. Bahkan mereka masyarakat Indonesia sering mencela budayanya sendiri , mereka bilang kuno, gak gaul, gak zaman atau gak keren. Padahal jika sadar kebudayaan Indonesia sangat indah dan banyak ragamnya.

                Cara untuk mempertahankan kebudayaan agar tak kalah dari budaya luar yaitu bisa dengan cara menanamkan sejak dini seni budaya Indonesia, semua kesadaran bisa dilakukan bersama dimulai dari lembaga pendidikan maupun dari orang tua dalam mendidik anaknya. Mulai dari sekarang anak-anak diperkenalkan seni dan budaya-budaya negara Indonesia. Sehingga mereka bisa perlahan mencintai, menjaga dan melestarikan budaya negara Indonesia.

sumber:  olahan sendiri